Soloraya
Kamis, 26 November 2020 - 10:16 WIB

Kaya Batuan dan Fosil Purba, Pemkab Klaten Rencanakan Desa di Bayat dan Wedi ini Jadi Geopark

Taufiq Sidik Prakoso  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Bukit Patrum di Dukuh Mojopereng, Desa Krakitan, Bayat, Senin (16/10/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Pemerintah Kabupaten Klaten mewacanakan sejumlah desa di Kecamatan Bayat dan Wedi menjadi kawasan wisata taman bumi alias geopark. Ini karena sejumlah desa tersebut memiliki potensi batuan dan fosil langka.

Di Kecamatan Bayat, desa yang memiliki potensi tersebut yakni Tawangrejo, Gununggajah, Talang, Jarum, Paseban, Krakitan, Kebon. Sementara di Wedi adalah Desa Wungkal.

Advertisement

Pada Juni lalu, ada peninjauan dari Dinas ESDM Jawa Tengah dan Kementerian ESDM ke kawasan yang memiliki potensi batuan purba dan langka itu. "Dari hasil tinjauan itu memang layak untuk diusulkan menjadi geoheritage. Ada 11 sampai 12 tempat yang layak untuk diusulkan. Akhirnya kami berproses dengan membuat kajian dan usulan," kata Kasubid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Klaten, Sri Nuryani, Rabu (25/11/2020).

Santri Ponpes di Klaten Utara Dipulangkan, Diduga Gegara Pimpinan Ponpes Positif Covid-19

Advertisement

Santri Ponpes di Klaten Utara Dipulangkan, Diduga Gegara Pimpinan Ponpes Positif Covid-19

Pada 11 November 2020, Pemkab mengusulkan belasan tempat itu menjadi geoheritage atau warisan geologi. Usulan disampaikan ke Kementerian ESDM melalui provinsi. Geoheritage bukan tujuan akhir dari pengembangan tersebut. Rencananya, Pemkab mengusulkan kawasan di Bayat dan Wedi itu menjadi geopark.

"Tahun ini kami targetkan bisa mendapatkan penetapan geoheritage, tahun depan kami usulkan agar mendapatkan SK penetapan geopark," jelas Nur.

Advertisement

Biar Pendapatan Naik, Peternak Perkutut Ramai Timba Ilmu di Tulung Klaten

Nur juga sudah menggelar sosialisasi kepada pemerintah desa dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) soal usulan geoheritage itu. "Kami sekaligus mengenalkan potensi batuan di sana. Ketika diajukan menjadi geoheriitage, kawasan itu perlu dilindungi. Harapannya, kepala desa dan BPD yang kami undang bisa meneruskan ke masyarakat yang pekarangannya ada batuan langka agar tetap dibiarkan kondisi alaminya. Tidak perlu diubah-ubah," ungkap dia.

Kepala Bappeda Klaten, Sunarna, mengatakan pengembangan geopark sebagai destinasi pariwisata untuk mendorong upaya konservasi keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya. “Pengembangan itu juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah melalui upaya pemberdayaan masyarakat,” jelas Sunarna.

Advertisement

Laboratorium Lapangan Geologi

Penjabat sementara (Pjs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko, dalam paparannya yang diterima Solopos.com dari Bappeda Klaten, menerangkan Bayat memiliki luas 39,43 km persegi dengan jumlah penduduk 64.907 jiwa. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan pengunungan selatan atau Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Asyik! Pemohon Informasi di Klaten, Pulang Bawa Merchandise

Terdapat batuan tertua di Jawa di wilayah Bayat berupa metamorf berumur 98 juta tahun. Hanya ada tiga lokasi serupa di Pulau Jawa yakni di Bayat, Karangsambung, dan Ciletuh (Jawa Barat). Bayat memiliki beberapa fosil organisme dan aktivitas magmatis tua di Pulau Jawa. Dengan keragaman dan keunikan geologinya, Bayat biasa disebut sebagai laboratorium lapangan Geologi.

Advertisement

Dengan keragaman dan keunikan geologinya, Bayat layak diusulkan untuk ditetapkan sebagai sumberdaya warisan geologi sesuai Permen ESDM No 1/2020 tentang Pedoman Penetapan Warisan Geologi. Dalam rangka konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan, warisan geologi Bayat perlu di usulkan untuk ditetapkan sebagai Taman Bumi (Geopark), sesuai Perpres No 9/2019 tentang Taman Bumi (Geopark).

Ada 13 lokasi (geosite) yang sudah disurvei bersama tim dari Pusat Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Badan Geologi Kementerian ESDM, yang siap untuk di usulkan menjadi geoheritage. Persiapan penyusunan Rencana Induk Geopark dimulai akhir tahun 2020 ini beker jasama dengan Kampus Geologi UGM sebagai syarat pengusulan Geopark pada Kementerian ESDM.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif