SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Para penderita HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali rutin berkumpul tiap tiga bulan sekali untuk saling memberikan motovasi dan dukungan. Mereka juga memiliki wadah yakni Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Merbabu Boyolali yang semua anggotanya adalah orang dan anak dengan HIV/AIDS (ODHA dan ADHA) dari seluruh wilayah Boyolali

Pada Selasa (14/6/2022) lalu, puluhan orang dewasa dan dua anak-anak anggota KDS Merbabu hadir di salah satu restoran di Boyolali untuk menunjuk salah seorang laki-laki menjadi ketua dari perkumpulan tersebut. Pertemuan tersebut didampingi oleh beberapa anggota dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Jadi pertemuan KDS Merbabu Boyolali rutin kami adakan setiap tiga bulan sekali. Tujuannya untuk mengurangi dampak sosial akibat HIV, untuk individu agar mereka merasa tidak sendiri,” ungkap Pengelola Program KPA Boyolali, Esti Purnaning Widiasih, saat berbincang dengan Solopos.com seusai acara tersebut.

Ia mengatakan dengan berkumpulnya ODHA dan ADHA dapat memberikan dukungan sosial kepada sesama anggota KDS. Menurutnya, KDS adalah wadah untuk ODHA dan ADHA serta untuk mereka sendiri. Esti mengatakan pada pertemuan hari itu ada sekitar 40 orang anggota KDS Merbabu Boyolali yang datang.

Lebih lanjut, Esti mengungkapkan masalah yang dihadapi ODHA dan ADHA di Boyolali bukanlah fasilitas kesehatan. “Untuk akses obat HIV di Boyolali itu sebenarnya enggak sulit. Namun, yang sulit itu menjaga rutinitas minum obat. Jadi lewat KDS agar mereka semangat untuk minum obat setiap hari,” kata dia.

Baca juga: Ada 827 Kasus HIV/AIDS di Boyolali hingga Maret, Begini Sebaran Datanya

Sementara itu, Ketua KDS Merbabu Boyolali, Y, mengungkapkan KDS baginya seperti rumah dan keluarga kedua. Y sendiri mengaku bergabung dengan KDS Merbabu Boyolali setelah dinyatakan positif HIV pada akhir tahun 2019.

“KDS bagi saya seperti rumah kami yang kedua. Ini adalah tempat kami berkumpul dengan orang yang senasib dan sepenanggungan,” kata dia. Lebih lanjut, Y mengungkapkan di dalam kelompok tersebut, ODHA dan ADHA saling memberikan motivasi dan dukungan untuk selalu rutin minum obat.

Merasa Memiliki Teman

Y mengatakan setelah mendapatkan hasil positif HIV, dirinya merasa dunia hancur. Banyak pikiran buruk berkecamuk di otaknya. Akan tetapi, dukungan sang istri dan semangat membesarkan anaknya membuatnya bertahan.

Ditambah lagi, lanjut Y, dengan bergabung dengan KDS Merbabu Boyolali dirinya jadi merasa memiliki teman. Untuk ADHA, Y mengungkapkan biasanya datang dengan didampingi kedua orang tua atau keluarga lainnya. “Ada satu anak tadi yang datang bersama pakdenya, orang tuanya sudah meninggal karena AIDS. Di Boyolali sendiri ada 19 ADHA,” kata dia.

Baca juga: 13 Tempat Ini Sediakan Layanan PDP bagi Penderita HIV/AIDS di Boyolali

Sementara itu, Sekretaris I KPA Boyolali, Titiek Sumartini, mengatakan KDS Merbabu Boyolali juga dijadikan tempat berdaya bagi para anggotanya.

“Jadi semisal ada anggota yang pintar menjahit, ya nanti ke sini, mengajari teman-temannya menjahit membuat lap untuk memasak dan juga celemek. Jadi nanti saling mengajarkan begitu,” kata dia.

Lebih lanjut, Titiek mengungkapkan KDS Merbabu Boyolali sendiri mulai ada pada 2013. Ia juga menyatakan anggotanya ada 70 ODHA dan ADHA. Akan tetapi yang berangkat pada kesempatan itu hanya 40 orang karena alasan pekerjaan.

“Jadi enggak ada bedanya orang yang kena HIV dengan orang yang tidak kena HIV. Mereka bekerja seperti biasa. Kalau mereka rajin minum obat ya sama, enggak kelihatan,” kata dia.

Baca juga: Waduh, 5 Bulan Kasus HIV/AIDS di Boyolali Tambah 53 Penderita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya