SOLOPOS.COM - Warga melihat kebakaran Gunung Merbabu di Jlarem, Gladagsari, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2023). Balai Taman Nasional Gunung Merbabu menutup semua jalur pendakian Gunung Merbabu akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/Spt.

Solopos.com, BOYOLALI — Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) sudah tidak mendeteksi titik api di Gunung Merbabu pada Senin (30/10/2023). Diketahui, pada Minggu (29/10/2023) malam daerah di Lereng Gunung Merbabu diguyur hujan deras.

“Alhamdulillah, berdasarkan hasil pemantauan hotspot dari https://sipongi.menlhk.go.id, tidak terdeteksi titik api. Berdasarkan pemantauan lapangan juga tidak terlihat asap,” kata Plt. Kepala Balai TN Gunung Merbabu, Nurpana Sulaksono, saat dihubungi Solopos.com, Senin pagi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia mengatakan agenda hari ini adalah mop up untuk memastikan api sudah padam. Sebelumnya, pada Minggu, kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Gunung Merbabu Jawa Tengah, semakin meluas.

Balai TNGMb menyebut luasan kebakaran hutan lahan lahan mencapai 848,5 hektare. Nurpana menyampaikan dalam waktu satu hari ini luasan yang terdampak kebakaran meningkat hingga 400 hektare. Sebelumnya, pada Sabtu (28/10/2023) lahan yang terbakar seluas 487,07 hektare.

“Berdasarkan perhitungan dari kami sampai sore tadi luasan kebakaran mencapai 848,5 hektare. Dan sebagian besar ada di ketinggian 2000 mdpl,” beber Nurpana Minggu malam di Semarang.

Dalam kebakaran tersebut berbagai vegetasi yang ada di Gunung Merbabu juga terdampak. Seperti pohon pinus, pohon puspa, salam, dan akasia.

“Sedangkan yang ada di ketinggian 2.000 mdpl yang terdampak ada sabana atau padang rumput, edelweis, cantigi, dan semak belukar,” ungkapnya.

Saat ini, pihak Balai TNGMb masih melakukan penyelidikan dan mendalami penyebab kebakaran yang terjadi.

Ketua RT 007/RW 001 Mongkrong, Jlarem, Gladagsari, Boyolali, Warno, mengatakan pada Minggu malam terjadi hujan deras di wilayahnya.

Warno mengatakan hujan deras di wilayah Mongkrong terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelumnya diawali hujan gerimis lebih dari setengah jam.

“Pipa air di sini kobong [terbakar] total. Untuk penanganannya harus rapat dulu,” kata dia.

Terpisah, Kepala Desa Jlarem, Teguh Karyanto, mengatakan pada Senin pagi ini sudah tidak terlihat asap dari Jlarem, hal tersebut menurutnya karena hujan pada Minggu malam.

Terkait kebakaran pipa saluran air, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.

“Untuk pipa air, kerusakaannya banyak. Kerugian sudah saya sampaikan, kalau di tempat saya, yang besaran satu inci itu sekitar 20 kilometer, terus 1,5 inci itu sekitar empat kilometer,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya