SOLOPOS.COM - Tim gabungan meninjau Sungai Sipendok di kawasan hutan lindung Gunung Merbabu untuk mengantisipasi potensi longsor pascakebakaran hutan Gunung Merbabu, Kamis (15/10/2015). (Istimewa)

Kebakaran hutan Boyolali, masyarakat di lereng Merbabu diajak mencegah kebakaran hutan.

Solopos.com, BOYOLALI–Masyarakat di lereng Gunung Merbabu, Kecamatan Selo, Boyolali diajak untuk mulai melakukan upaya pencegahan kebakaran hutan agar insiden rutin tahunan di hutan Gunung Merbabu tidak terjadi lagi tahun ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dari Brimob Polda Jateng bahkan turun langsung sosialisasi kepada pengurus basecamp pendakian dan kepada pendaki. Intinya semua pendaki harus mencegah kebakaran, pengrusakan hutan, dan mengamankan mata air yang ada di lereng gunung,” kata Kanit Sabhara Polsek Selo, Aiptu Trie Prihasto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (2/9/2016).

Sosialisasi dari Brimob itu, kata Trie, juga merupakan bagian dari program promoter dalam rangka 100 hari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Dalam setiap aktivitas pendakian, pendaki dilarang membawa senjata tajam, miras, dan dianjurkan tidak merokok selama mendaki. Jika membuat api unggun, maka dipastikan sudah benar-benar mati saat ditinggalkan. Selain sosialisasi, tim Brimob dan anggota Polsek Selo juga melakukan pemetaan kecepatan penanganan bencana kebakaran. Jika terjadi kebakaran hutan baik di Merapi maupun Merbabu, maka informasi harus segera masuk ke Polsek Selo kemudian Polsek Selo melaporkan ke Polres Boyolali baru kemudian ke Brimob. “Nanti Brimob akan menempatkan posko ke lokasi di wilayah bencana.”

Menurut Tri, kebakaran hutan Gunung Merbabu selalu terjadi saat musim kemarau. “Mudah-mudahan dengan adanya kemarau basah tahun ini, tidak ada lagi kebakaran,” ujar Trie.

Warga Dukuh Selo Nduwur, Desa Selo, Joko Purnomo, membenarkan masyarakat di sekitar Merbabu telah mendapatkan sosialisasi dari aparat Brimob terkait upaya mencegah kebakaran hutan. “Ya, warga diminta selalu menjaga dan melestarikan alam. Himbauan juga disampaikan kepada pendaki agar selalu mematikan api unggun dan mematikan puntung rokok,” kata Joko.

Seperti diketahui, pada puncak kemarau tahun lalu hutan di Gunung Merbabu terbakar hebat. Sedikitnya 270 hektare lahan di Merbabu terbakar. Kebakaran terjadi hingga lebih dari sepuluh hari. Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) bahkan harus melakukan water bombing untuk memadamkan api.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya