SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok Solopos)

ilustrasi (dok Solopos)

Karanganyar (Solopos.com)–Kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah kawasan lereng Gunung Lawu beberapa waktu lalu, menimbulkan kerugian biologis.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kerugian biologis itu yakni banyaknya zat-zat dalam tanah yang mati akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran. Bila zat dan makluk hidup di dalam tanah mati, maka akan mempengaruhi kelangsungan hidup pepohonan di hutan tersebut.

Administratur atau Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) Perum Perhutani wilayah Surakarta, Iwan Setiawan Wisnutomo, mengatakan, ada tiga kali kebakaran di lereng Gunung Lawu. Kebakaran pertama antara lain melalap sekitar 4,3 hektar lahan. Kedua, seluas enam hektar lahan terbakar.

“Untuk yang ketiga ini kami belum mendapatkan laporan. Tapi yang terbakar itu adalah tumbuhan yang di bawah, seperti rontokan daun. Sedangkan pohon yang besar tidak terbakar,” jelas Iwan saat dihubungi Espos, Senin (22/8/2011).

Sementara itu, jelas Iwan, kerugian materi dari kebakaran tersebut sangat kecil, sebab tidak sampai melahap pohon yang tumbuh di hutan lindung. Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lagi, pihaknya membuat tim kerjasama dengan kelompok pecinta alam Anak Gunung Lawu (AGL). Tugas dari tim gabungan itu, imbuh Iwan, yakni bila terjadi kebakaran, secepatnya membuat ilaran.

“Kesannya membuat ilaran itu primitif, tapi hanya itu yang bisa dilakukan. Melokalisasi area kebakaran dengan membuat ilaran antara 4-5 meter. Kalau dirasa masih kurang, maka diperluas lagi. Tujuannya yakni untuk memutus merambatnya api,” ujar Iwan.

Tim tersebut dibagi sesuai dengan kebutuhan, dan ditempatkan di berbagai sisi lereng Gunung Lawu. Bila hanya kumpul jadi satu, nanti justru koordinasi dan geraknya kurang cepat.

Ia juga mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak meninggalkan bekas api unggun dan tidak membuang puntung rokok sembarangan di dalam hutan. Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat yang berdekatan dengan hutan agar tidak membuat bakaran di pakarangan rumah. Dalam kondisi kering seperti saat ini, kata dia, apa pun bisa memicu timbulnya api dan kebakaran.

(fas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya