SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang dan warga sekitar melihat puing los, kios, dan barang dagangan yang terbakar diduga karena hubungan pendek arus listrik pada Rabu (6/4/2016) sekitar pukul 01.30 WIB. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Kebakaran Karanganyar menimpa Pasar Karangpandan.

Solopos.com, KARANGPANDAN — Pasar Karangpandan ternyata sudah kali ketiga terbakar sejak 2003. Si jago merah melalap los dan kios milik ratusan pedagang di Pasar Karangpandan pada Rabu (6/4/2016) sekitar pukul 01.30 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Tetapi sebanyak 198 pedagang kehilangan los dan kios. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar menaksir kerugian Rp800 juta-Rp1 miliar. BPBD dan Polsek Karangpandan menduga kebakaran karena hubungan pendek arus listrik.

“Kerugian ditaksir Rp800 juta-Rp1 miliar,” ungkap Kepala BPBD Karanganyar, Nugroho, saat dihubungi Espos, Rabu.

Kepala Pasar Karangpandan, Sarno, menuturkan sebanyak tiga los dan empat kios terbakar. Sebanyak 194 pedagang menempati tiga los dan empat pedagang menempati empat kios. Total 198 pedagang kehilangan tempat berjualan.

“Ada dua loket pasar ikut terbakar. Enggak ada [barang dagangan] yang bisa diselamatkan. Kerugian belum bisa ditaksir karena sedang pendataan pedagang. Los yang terbakar itu biasa digunakan berjualan pakaian, sandal, sepatu, aksesori,” kata Sarno saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (6/4/2016).

Menurut staf di Pasar Karangpandan, Tarno, pasar tradisional itu sudah kali ketiga terbakar. Kebakaran kali pertama pada 2003 melalap kios dan los milik pedagang sayur dan barang kebutuhan, tahun 2014 si jago merah melahap sebagian Pasar Hewan Karangpandan, dan kali terakhir tahun 2016 ini. Namun, dia mengklaim kebakaran paling dahsyat pada 2003.

Pantauan Solopos.com, pedagang yang menjajakan makanan dan barang kebutuhan sehari-hari tetap berjualan seperti biasa. Mereka tidak terganggu kebakaran pada dini hari itu.

“Yang lain masih bisa jualan. Tiga kali terbakar itu paling parah tahun 2003. Sebetulnya kami rutin memberikan edaran berisi peringatan kepada pedagang terkait kebakaran. Terutama saat kemarau,” tutur Tarno saat ditanya upaya pengelola pasar mencegah kebakaran.

Menurut dia, penyebab kebakaran yang terjadi sebanyak tiga kali di Pasar Karangpandan karena hubungan pendek arus listrik. Hal itu wajar karena jaringan listrik di Pasar Karangpandan milik perseorangan.

Salah satu pedagang Sembako dan kerupuk, Maryanto, 45, mengecek kios miliknya setelah api betul-betul padam. Dia berdiri di dekat bangunan kiosnya.

“Yang itu kios saya, mbak. Sudah habis. Semuanya habis, enggak ada yang bisa diselamatkan. Los milik istri [Satyani] yang berjualan ayam potong juga terbakar. Saya tahu kebakaran karena ditelepon teman jam 02.30 WIB. Blas mboten saged napa-napa,” cerita dia sembari berdiri di tumpukan abu barang dagangan yang terbakar.

Kios milik warga Gondangmanis, Karangpandan itu hanya terpisah jalan setapak selebar 2 meter dari kios milik Sutaryo dunaba api diduga berasal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya