SOLOPOS.COM - Ilustrasi lereng Merbabu yang terbakar. (Istimewa)

Kebakaran Merbabu terjadi di sektor Ngagrong, Ampel, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI–Kebakaran kembali melanda sekitar 5 hektare kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu sektor Ngagrong, Ampel, Boyolali, pada Minggu (27/9/2015) malam. Tak hanya memadamkan, warga juga langsung bergerak mengamankan jalur air menuju sejumlah desa.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel, Boyolali, Supardi, menerangkan api kali pertama muncul pada Minggu (28/9/2015) sekitar pukul 22.00 WIB.

Api mulai merambat cepat ke arah puncak pada Senin (28/9/2015) pagi. Senin pagi, 12 orang warga yang tergabung dalam Remaja Merbabu Pencinta Alam (Rempala) bergerak naik menuju lokasi api dengan berbekal sejumlah peralatan pemadaman manual.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, dia memperkirakan sekitar 5 hektare lahan habis terbakar.

Lokasi titik api yang berjarak sekitar 2 kilometer dari tuk [sumber air] Sipendok tak ayal membuat warga cemas karena pada malam kejadian aliran air di sejumlah wilayah sempat macet. Khawatir dengan kondisi tersebut, Senin subuh sejumlah warga langsung naik mengamankan jalur lintasan air dengan melokalisasi kawasan agar api tidak mendekat ke area jalur pipa.

“Semalam ada laporan dari beberapa dukuh kalau air mereka mati. Jadi pagi ini ada dua tim yang bergerak ke atas. Ada yang melakukan pemadaman, dan ada ulu-ulu air yang khusus mengamankan jalur air,” terang Supardi saat dijumpai Solopos.com di kantor Desa Ngagrong, Senin.

Supardi menambahkan kejadian kebakaran terakhir terjadi sekitar 5 tahun lalu. Kala itu, tak hanya kawasan hutan, pipa air pun ikut terbakar sehingga selama berhari-hari aliran air menuju ke rumah warga terhenti total.

Informasi yang dihimpun Solopos.com titik api berjarak sekitar 15 kilometer dari permukiman terakhir di Dukuh Ngagrong, Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel, Boyolali dengan ketinggian di atas 2.000 mdpl. Vegetasi yang terbakar didominasi rumput dan semak belukar. Sejumlah warga memang mengaku aliran air sempat terhenti pada Minggu malam. Namun meski alirannya mengecil, air kembali mengalir pada Senin siang, menandakan penyebab matinya aliran air bukan disebabkan kebakaran Merbabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya