Soloraya
Rabu, 7 Januari 2015 - 15:30 WIB

KEBAKARAN PASAR KLEWER SOLO : Dijanjikan Dapat Kaveling Alut, PKL Klewer Kena Tipu

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pendataan pedagang Pasar Klewer oleh HPPK, Senin (29/12/2014). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Kebakaran Pasar Klewer Solo membawa keprihatinan banyak pihak. PKL Klewer mengaku kena tipu. Sudah jatuh tertimpa tangga.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Klewer mengaku menjadi korban penipuan. Hal itu terjadi setelah pedagang membayar uang senilai Rp70.000 agar mendapatkan kaveling tempat jualan di alun-alun utara (Alut). Namun, setelah membayar pedagang tidak dapat tempat.

Advertisement

“Ibarat jatuh tertimpa tangga itulah yang saya alami. Saya sudah terkena musibah, masih ada juga orang yang tega menipu saya,” ujar salah satu pedagang PKL Pasar Kliwon, Sani Akil, ketika ditemui Solopos.com di Alut, Selasa (6/1/2015).

Dia menjelaskan pada Minggu (4/1) malam mencari tempat berjualan di alut. Namun, setelah mendapatkan tempat, salah seorang laki-laki yang mendatanginya. Orang tersebut, kata dia, mememinta uang senilai Rp200.000.

Advertisement

Dia menjelaskan pada Minggu (4/1) malam mencari tempat berjualan di alut. Namun, setelah mendapatkan tempat, salah seorang laki-laki yang mendatanginya. Orang tersebut, kata dia, mememinta uang senilai Rp200.000.

“Kalau mau mengaveling tempat jualan di sini [Alut] harus membayar uang senilai Rp200.000. Kalau tidak mau membayar tempat ini akan ditempati orang lain,” kata Sani menirukan perkataan orang yang memintai uang dirinya.

Karena nilai uangnya terlalu besar, kata dia, langsung melakukan penawaran senilai Rp70.000. Orang itu langsung menerimanya tanpa memberikan kwitansi. Dia mengaku kaget ketika pada Senin (5/1) akan berjualan, tempat yang sudah dikaveling dengan membayar uang senilai Rp70.000 itu ditempati orang lain.

Advertisement

Pedagang lainnya, Wagiem, mengatakan sebagian besar PKL Pasar Klewer nekat berjualan di sepanjang jalan alut. Hal itu terjadi karena pedagang tidak memiliki modal untuk dapat menyewa kios di tampat lain.

“Kami berjualan di sini [Alut] atas inisiatif sendiri. Kami membawa tenda permanen dari rumah kemudian kami pasang sendiri. Saya sudah mengaveling lokasi sejak minggu malam setelah sekaten selesai,” kata dia.

Ditanya mengenai penarikan uang kaveling tapat berjualan, Wagiem mengaku tidak ditarik uang sama sekali. Ukuran kaveling, kata dia, 4 meter digunakan untuk jualan dua pedagang. “Sebagian besar PKL Pasar Klewer sudah mengaveling di sini [Alut]. Sekarang sudah tidak ada lagi tempat karena semua sudah di kaveling semua,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, pedagang Pasar Klewer, Supardi Arif, mengatakan sebagian besar pedagang Pasar Klewer sudah mengaveling di alut.
Pengavelingan, kata dia, dilakukan pedagang karena informasinya pasar darurat akan dibangun di sini.

“Jika benar pasar darurat dibangun di alut kami tidak usah takut rebutan tempat. Karena saya sudah dapat kaveling sehingga tinggal jualan saja,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa

Ditemui terpisah, Pejabat Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Solo, Kusbani mengaku mendengar adanya pedagang yang dimintai sejumlah uang untuk dapat jualan di alut. Bahkan, kata dia, ada pedagang yang cekcok berebut kaveling tempat berjualan di alut.

Advertisement

“Kami meminta pedagang untuk tenang jangan sampai bertindak sendiri. Kami masih berupaya mendesak Pemkot agar segera membuat pasar darurat secepatnya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif