SOLOPOS.COM - Warga melihat kondisi sejumlah kios buku di Sriwedari, Solo, Kamis (1/8/2013) pasca kebakaran. Kerugian atas kebakaran tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Warga melihat kondisi sejumlah kios buku di Sriwedari, Solo, Kamis (1/8/2013) pasca kebakaran. Kerugian atas kebakaran tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Warga melihat kondisi sejumlah kios buku di Sriwedari, Solo, Kamis (1/8/2013) pasca kebakaran. Kerugian atas kebakaran tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — DPRD mendesak Pemkot Solo segera menetapkan situasi tanggap bencana pascakebakaran yang menghanguskan puluhan kios Mburi Sriwedari (Busri) di Jl. Kebangkitan Nasional, Solo, Rabu (31/7/2013) malam. Hal ini dimaksudkan agar ada alokasi anggaran dari APBD guna pembuatan kios darurat.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto, menjelaskan pembangunan kios darurat di sekitar kawasan Sriwedari memungkinkan dibiayai pemkot meski tak tercantum di APBD 2013.
“Wali Kota bisa menetapkan status bencana kebakaran. Nanti, dari situ pos anggaran belanja tak terduga bisa segera dikeluarkan sesuai kebutuhan untuk membangun pasar darurat,” jelasnya saat meninjau lokasi kebakaran, Kamis (1/8/2013).

Dia menegaskan penetapan status bencana kebakaran Busri oleh Wali Kota tak butuh waktu lama. “Penetapan ini satu hari saja bisa, nanti tinggal pencairan di DPPKA setelah itu dibuat kios darurat di Sriwedari,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga meminta pemkot memberikan pinjaman modal kepada pedagang yang menjadi korban kebakaran melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Solo.

Wakil Ketua DPRD Solo, M. Rodhi, mengungkapkan soal penetapan bencana kebakaran oleh Wali Kota masih perlu kajian soal kelayakan penetapan tersebut agar tak melanggar regulasi yang berlaku.

“Kalau untuk lokasi dibangun pasar darurat di dalam Sriwedari, saya rasa tidak mungkin. Apa itu tanahnya pemkot?” urainya.

Ketua Paguyuban Pasar Belakang Sriwedari, Khoirul Anam, mengungkapkan pihaknya masih melakukan inventarisasi total kerugian yang dialami pedagang.

“Kalau perkiraan kerugian sampai ratusan juta rupiah bahkan hampir satu miliar rupiah,” katanya.

Disampaikannya, terdapat 20 pedagang yang menjadi korban kebakaran. “Sekitar 20 pedagang yang berada di depan [Jl. Kebangkitan Nasional] dan kios di belakang yang sebagian untuk rumah tangga,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya