Soloraya
Senin, 13 Juni 2011 - 08:00 WIB

Kebangkitan spirit Gesang di TSTJ....

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Festival Gesang (Sunaryo Haryo Bayu)

Festival Gesang (Sunaryo Haryo Bayu)

Gesang memang telah pulang ke Negeri Keabadian setahun lalu. Namun, seperti namanya, Gesang—yang berarti hidup—sang maestro keroncong asal Solo itu seakan selalu hidup.

Advertisement

Spiritnya bahkan telah menghidupkan kembali semangat Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dalam mengitegrasikan seni budaya, konservasi alam, dan promosi. “Tiga pilar itulah yang menjadi spirit TSTJ. Kami ingin mengikuti jejak Sang Gesang,” kata Direktur Utama TSTJ, Lilik Kristianto.

Ya, Minggu (12/6/2011) kemarin, legenda Gesang hadir dalam rupa even seni budaya di TSTJ. Ada tari Bangau, Tari Kidang, Tari Oglek, Barongsai, Reog, serta para prajurit panah.

Advertisement

Ya, Minggu (12/6/2011) kemarin, legenda Gesang hadir dalam rupa even seni budaya di TSTJ. Ada tari Bangau, Tari Kidang, Tari Oglek, Barongsai, Reog, serta para prajurit panah.

Mereka semua berbaur dalam balutan sederhana Festival Gesang 2011 yang digelar di tepi Sungai Bengawan Solo, sebuah sungai yang mengilhami lagu Gesang. Even itu, sekaligus juga menandai kebangkitan TSTJ setelah sekian lama terlena dalam tidur pulasnya.

“Ini adalah even kali pertama setelah TSTJ menjadi Perusda. Harapannya, even ini bisa membangkitkan TSTJ,” imbuhnya.

Advertisement

Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) bahkan sempat mengancam menutup TSTJ lantaran tak tega menyaksikan satwanya yang merana. “Itulah sebabnya, TSTJ harus benar-benar mengambil momen bangkit setelah menjadi Perusda. Perbaiki sistem dan jadikan TSTJ sebagai pusat konservasi,” kata salah satu pengunjung asal Kelurahan Pucangswit, Jebres, Sabar.

Sabar hanya satu di antara ribuan dan mungkin jutaan warga Soloraya yang menaruh harapan besar atas keberadaan taman kebun binatang milik Solo tersebut. Mereka sangat mendamba, TSTJ bukanlah ladang perebutan kekuasan dan keserakahan. TSTJ harus benar-benar menjadi wisata yang ramah lingkungan dan berbasis masyarakat.

“Dan satu-satunya kebun binatang yang memiliki danau asli buatan alam ya TSTJ ini,” kata Sabar penuh bangga.

Advertisement

Begitu pun dengan Hasan Santosa, keluarga Gesang yang menyempatkan hadir dalam acara tersebut. Menurutnya, even yang digelar tersebut, bukan saja bermakna even budaya.

Even tersebut, baginya, juga memiliki makna mendalam betapa sosok Gesang selama ini masih melegenda dan memberi inspirasi banyak orang. “Saya sangat bahagia. Ternyata Mbah Gesang, masih dikenang banyak orang,” katanya.

(Aries Susanto)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif