SOLOPOS.COM - Kolam-kolam tempat budi daya udang galah air tawar di Desa Cepokosawit, Sawit, Boyolali, yang menjadi andalan warga setempat. Keberhasilan budi daya udang itu saat ini sudah mencapai 75 persen. (JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)

Kolam-kolam tempat budi daya udang galah air tawar di Desa Cepokosawit, Sawit, Boyolali, yang menjadi andalan warga setempat. Keberhasilan budi daya udang itu saat ini sudah mencapai 75 persen. (JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)

BOYOLALI – Keberhasilan budidaya udang galah di Desa Cepokosawit pada tahun pertama mecapai 75%. Hasil tiga kali panen yang dilakukan Kelompok Budidaya Udang Galah Mina Lestari, menghasilkan 300 kg udang galah dengan omzet Rp19,5 juta.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pembina Budidaya Udang Galah Mina Lestari, Slamet Raharjo, yang juga kepala desa setempat kepada Solopos.com menjelaskan saat ini luas lahan budidaya udang yang menempati tanah kas Desa Cepokosawit mencapai dua hektare. “Sejak 1997 budidaya ikan dan udang mulai marak di Desa Cepokosawit. Dulu lahan budidaya tersebut banyak yang disewakan pihak luar. Tapi mulai 2012 perangkat desa menggandeng UPK PNPM memanfaatkan lahan yang sebelumnya tidak produktif tersebut. Melihat potensi air yang ada di desa, akhirnya dipilih budidaya udang galah,” katanya.

Meskipun keberhasilan di tahun pertama budidaya udang galah sudah cukup baik, Slamet menilai belum puas dengan hasil yang dicapai. “Idealnya dengan rasio kematian udang standar 50%, dari 40 ribu bibit udang yang ditabur kami bisa menghasilkan empat kuintal udang. Tapi perlahan kami akan berupaya supaya bisa mendekati angka minimal empat kuintal,” paparnya.

Menurut Slamet, salah satu kendala budidaya udang adalah pengecekan kadar keasaman air kolam. “Sementara ini pengecekan masih menggunakan perasaan. Belum ada pengukuran pasti dari dinas terkait atau dari praktisi. Harapannya kami diberi bantuan tenaga ahli untuk mengecek kadar keasaman air secara berkala, terutama saat akan menabur benih,” jelasnya.

Saat ini kelompok garap budidaya udang di Desa Cepokosawit dikelola oleh 20 orang anggota dari warga sekitar Cepokosawit. Slamet berharap, melalui pengelolaan manajerial yang profesional, budidaya udang di Desa Cepokosawit mampu mendongkrak perekonomian warga sekitar.

Salah seorang warga yang memanfaatkan kolam budidaya, Suhadi, 42, menjelaskan dirinya merasa terbantu dengan keberadaan kolam budidaya. “Saya bisa mendapatkan tambahan penghasilan dengan mencari lumut di sekitar kolam. Namun tidak semua orang diizinkan karena bisa membuat udang stres,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya