Soloraya
Selasa, 5 Maret 2013 - 15:20 WIB

Kebocoran Pipa PDAM Solo Capai 39%

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo menyebut sekitar 39% produksi air bersihnya mubazir gara-gara kebocoran pipa di sejumlah titik.  Kondisi tersebut membuat PDAM harus tombok hingga Rp80 miliar untuk memperbaiki pipa air pelanggan.

Advertisement

Direktur PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo, saat ditemui di Balaikota, Selasa (5/3/2013), mengatakan tingkat kebocoran 39% terhitung tinggi. Hingga kini, pihaknya belum bisa menanggulangi secara signifikan dampak kebocoran tersebut.

“Kebocoran pipa akibat pengeroposan. Jumlahnya cukup banyak dan menyebar dari sambungan hingga pipa transmisi,” ujarnya.

Menurut dia, kebocoran tersebut otomatis mengurangi pasokan air bersih warga. Sebagaimana diketahui, sumber air berasal dari air Cokro Tulung Klaten dengan kapasitas 387 liter per detik yang mengalir ke Solo, khususnya bagian Selatan. Sementara Solo Utara disuplai 13 sumber air sumur dalam berkapasitas 182,48 liter per detik. Distribusi di wilayah tengah sendiri mengandalkan 13 lokasi sumur dalam dan air permukaan Jurug dengan kapasitas total 253,09 liter per detik.

Advertisement

Direktur PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Singgih mengatakan mayoritas kerusakakan pipa disebabkan faktor usia. Lantaran besarnya biaya yang harus dikeluarkan, hingga kini pihaknya belum mampu memperbaiki pipa secara menyeluruh.

“Keuntungan kami tahun lalu hanya Rp5 miliar.”

Advertisement

Meski demikian, Singgih memastikan pelanggan PDAM tetap akan terlayani maksimal. Bulan ini, PDAM berencana menambah 2.400 sambungan khusus bagi pelanggan berkategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dia mengklaim penambahan itu mempercepat target pelayanan PDAM terhadap 77% warga Solo. Saat ini pelanggan air minum tercatat 56.700 pelanggan.

“Tahap satu sebanyak 1.200 sambungan menyasar Solo selatan, sedangkan sisanya menyasar Solo utara.”

Singgih menambahkan, sambungan baru itu merupakan bantuan AUSAID senilai Rp2 miliar. “Sehingga warga tidak ditarik biaya atas sambungan tersebut.”

Sementara seorang warga Mojosongo, Jebres, Widodo, 34, berharap persoalan kerusakan sambungan PDAM segera ditindaklanjuti. Pasalnya, selama ini pasokan air di wilayahnya sering seret tanpa sebab. “Bertahun-tahun seperti ini, kalau tidak macet ya air keruh. Jika ini akibat kerusakan pipa, harusnya PDAM segera mencari solusinya,” katanya kepada Solopos.com.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif