Soloraya
Jumat, 4 Februari 2022 - 13:07 WIB

Kebun Kopi Pertama di Soloraya Ada di Wonogiri

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebun Kopi Gondisini Wonogiri. (Wonogiririch.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Industri kopi di Soloraya telah dimulai sejak zaman kerajaan Kadipaten Mangkunegaran. Geliat bisnis kopi ini dimotori oleh Mangkunegara IV.

Sejarawan Universitas Sanata Dharma Jogja, Heri Priyatmoko, mengatakan persebaran kopi atau zaman dulu disebut kahwa di Soloraya berutang pada Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV (1853-1881). Pada waktu itu, raja merintis usaha budi daya kopi jenis arabika dan liberika.

Advertisement

Adapun lokasi perkebunan kopi pertama di Soloraya berada di wilayah Gondosini, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri. Dikutip dari laman resmi Puro Mangkunegaran, penanaman kopi dilakukan saat Pangeran Arya Gandakusuma menjabat sebagai patih sekitar tahun 1814.

Baca juga: Sejarah Solo: Bisnis Kopi Melesat di Era Kejayaan Mangkunegaran

Setelah menduduki takhta, Mangkunegara IV memperluas perkebunan kopi ke wilayah Honggobayan, Keduwang dan Karangpandan, di luar Kota Solo. Hal ini dikarenakan beberapa tempat yang cocok untuk penanaman kopi masih berada di tangan para penyewa pengusaha Eropa. Maka untuk memperluas pembudidayaan kopi Mangkunegara IV melakukan alih fungsi hutan di wilayah Wonogiri.

Advertisement

Pada awal tahun 1850 baru ada empat wilayah penting bagi penanaman kopi di Mangkunegaran, tetapi sejak pembebasan tanah-tanah apanage berkembang menjadi 24 wilayah. Penanaman kopi di 24 wilayah Mangkunegaran ini ditangani secara serius, dengan mendatangkan administratur kopi dari Eropa, Rudolf Kampff untuk mengorganisir pananaman kopi.

Baca juga: Temanggung & Magelang, Sentra Kopi Andalan di Jawa Tengah

Sejak dekade pertama perluasan penanaman kopi di Soloraya telah memperoleh peningkatan hasil yang cukup baik. Dari 1.208 kwintal pada tahun 1842 telah meningkat menjadi 11.145 kwintal pada tahun 1857. Pada tahun 1857 Mangkunegara IV bersikeras untuk mencoba mengakhiri persewaan tanah apanage di wilayahnya agar ia dapat mengambil alih pembudidayaan kopi di Mangkunegaran Solo dari para pengusaha Eropa.

Advertisement

Upaya Mangkunegara IV dengan dukungan rakyatnya mampu menanam tanaman kopi sebanyak 6.056.203 pohon di tahun 1863, dari jumlah itu 5.037.356 pohon di antaranya telah berbuah. Selama periode antara 1871-1881, Mangkunegara IV berhasil menambah kas kerajaan dari hasil produksi kopi. Sebagai komoditi ekspor, harga komoditi kopi sangat dipengaruhi oleh harga pasar internasional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif