Soloraya
Minggu, 26 Juni 2016 - 15:40 WIB

KEBUTUHAN POKOK BOYOLALI : Wow, Harga Gula Pasir Tembus Rp22.000/Kg, Pengunjung Pasar Enggan Beli

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjualan gula (JIBI/Solopos/Dok.)

Kebutuhan pokok Boyolali, harga gula pasir di Pasar Sambi menembus Rp22.000/kg.

Solopos.com, BOYOLALI–Harga sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik dalam dua hari terakhir hingga membuat calon pembeli enggan ke pasar. Naiknya harga kebutuhan pokok itu antara lain terjadi pada daging ayam, gula pasir, bawang putih, dan telur.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di Pasar Sambi, Boyolali, harga gula naik cukup signifikan, yakni dari Rp17.000/kg menjadi Rp22.000/kg. Hal sama juga terjadi pada harga bawang putih dari Rp21.000/kg menjadi Rp26.000/kg. Begitu pun yang terjadi pada harga telur ayam dari Rp16.000 menjadi Rp21.000/kg.

“Daging ayam juga naik, dari Rp29.000/kg menjadi Rp32.000. Akibatnya, banyak pembeli yang enggak jadi beli daging ayam,” ujar Ny. Widati, pedagang ayam di Pasar Sambi saat berbincang dengan Solopos.com, di pasar setempat, Minggu (26/6/2016).

Meski demikian, harga daging sapi tak kunjung terkerek sejak beberapa pekan terakhir di Pasar Sambi, yakni berkutat Rp95.000/ kg. Harga daging tersebut sudah termasuk daging dengan kualitas super. “Sejak lama harga daging sapi di Pasar Sambi ya rata-rata Rp95.000. Ada impor atau enggak ya tetap segitu,” ujar Senen, petugas jagal daging di Pasar Sambi.

Advertisement

Meski demikian, ia memastikan harga daging sapi bakal naik pada H-2 Lebaran. Kenaikan diprediksi berkisar Rp10.000-Rp15.000/ kg. “Kalau Lebaran biasanya harga sapi antara 105.000/kg-110.000/kg,” tambahnya.

Ny. Widati mengatakan naiknya harga sejumlah kebutuhan sembako membuat omzet penjualannya anjlok. Ia mengatakan, saat awal Radamdan ia mampu menjual daging ayam rata-rata 1 kuintal/hari. Namun, saat ini menghabiskan daging ayam 50 kg sangat sulit. “Turunnya penjualan daging ayam separuh lebih dari hari sebelumnya. Saat ini, rata-rata saya hanya bisa menjual 40 kg daging ayam,” terangnya.

Widati mengaku tak tahu penyebab naiknya harga daging ayam. Namun, kata dia, stok daging ayam tak mengalami kekurangan. “Soalnya, kalau saya butuh seberapa pun banyaknya daging ayam, selalu terpenuhi. Tapi kan pembelinya itu yang kurang,” terangnya.

Advertisement

Pedagang Pasar Sambi lainnya, Arif Nugroho, mengatakan naiknya harga sembako saat ini sangat terasa dampaknya bagi pedagang dan pembeli. Sebab, pedagang kesulitan menjual barang karena minat pembeli turun. “Naiknya harga sangat terasa sekali rata-rata Rp5.000/kg,” paparnya.

Di sisi lain, imbuhnya, stabilnya harga daging sapi ternyata belum membuat permintaan daging sapi naik. Justru sejak sepekan terakhir, kata dia, permintaan daging sapi turun dratis. “Awal-awal Ramadan sempat tinggi permintaannya, tapi sekarang turun lagi. Sehari saya hanya menjual 30 kg daging sudah bagus,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif