SOLOPOS.COM - Pedagang cabai di Pasar Legi menata dagangannya, Rabu (9/3/2016). Pasokan tersendat menyebabkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok melambung. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Kebutuhan pokok Sragen, harga tiga bahan pokok di Sragen melejit.

Solopos.com, SRAGEN–Harga cabai, bawang, dan sayur mayur di pasar induk Sragen meroket sampai tiga kali lipat selama 10 hari terakhir. Melejitnya harga cabai, bawang, dan sayuran itu disebabkan karena barang langka. Naiknya harga cabai dan sayuran berdampak positif bagi petani karena untung besar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Seorang pedagang sayur mayur di Pasar Bunder Sragen, Trigiman, 54, saat ditemui wartawan, Kamis (10/3/2016), mengatakan harga cabai, bawang, dan sayur mayur naik semua sejak 10 hari terakhir. Naiknya harga paling tinggi terjadi pada komoditas cabai merah besar. Tri menyebut harga cabai merah besar naik sampai 233% atau tiga kali lipat lebih. Harga semula hanya Rp15.000/kg menjadi Rp50.000/kg atau naik Rp35.000/kg.

“Selain harga cabai, harga bawang merah juga naik 75% dari harga semula Rp20.000/kg menjadi Rp35.000/kg. Bawang putih juga naik tapi hanya Rp5.000/kg. Harga komoditas sayur mayur juga melejit, seperti seledri dan loncang naik sampai Rp20.000/kg. Kalau untuk kubis, wortel, dan jipan cenderung stabil,” katanya.

Tri menduga meroketnya harga cabai, bawang, dan sayur mayur itu disebabkan karena barang langka. Dia mengatakan banyak petani yang tidak panen pada musim penghujan. Hanya petani padi yang panen pada musim ini. Kendati harga sejumlah komoditas naik tak berpengaruh pada omset pendapatan harian Tri. “Kalau omset masih tetap hanya daya beli masyarakat turun. Biasanya beli satu kilogram ya sekarang hanya beli setengah kilogram,” ujarnya seraya menyebut omset kotor harian Rp2 juta.

Lesunya daya beli masyarakat terhadap komoditas cabai, bawang, dan sayur mayur tertentu juga dirasakan Dewi Lestari, 33, pedagang asal Gambiran, Sine, Sragen. Dewi kulakan barang dari Bandungan, Semarang. Dia menyebut harga tomat juga naik dari Rp10.000/kg menjadi Rp15.000/kg. “Biasanya pada musim panen padi seperti ini pasar ramai pengunjung. Belakangan sejak harga-harga naik, pasar jadi lesu. Omset saya yang biasanya Rp1 juta/hari sekaran turun tinggal Rp500.000-Rp600.000/hari,” katanya.

Dewi menyampaikan pembeli bawa uang Rp10.000 sebelumnya bisa dapat barang setengah kilogram tetapi sekarang hanya dapat satu ons. Dia berharap harga-harga tersebut kembali stabil sehingga daya beli masyarakat bisa kembali normal.

Seorang petani bawang merah asal Gondang, Sragen, Suratno, justru untung besar dengan kondisi harga bawang merah yang mencapai Rp30.000/kg. Hasil panen tanaman bawang merah seluas 4.000 m2 terjual dengan harga Rp50 juta. “Biaya produksinya mencapai Rp30 juta. Ya, baru kali ini saya untung sampai Rp20 juta. Dua kali panen sebelumnya untungnya masih di bawah Rp10 juta,” tambahnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Fatwa Arab Saudi: Jemaah Haji & Umrah Backpacker Ibadahnya Tidak Sah

Fatwa Arab Saudi: Jemaah Haji & Umrah Backpacker Ibadahnya Tidak Sah
author
Newswire , 
Chelin Indra Sushmita Rabu, 1 Mei 2024 - 02:20 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibadah haji. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menegaskan hanya visa resmi yang bisa digunakan oleh jemaah untuk melaksanakan ibadah haji.

Dia mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi melalui fatwa yang dikeluarkan oleh kerajaan Arab Saudi, menegaskan bahwa jemaah yang menggunakan cara-cara yang tidak prosedural atas ibadah haji maupun umrah, maka ibadahnya dianggap tidak sah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Ketentuan yang harus dipenuhi oleh jemaah haji Indonesia bahwa visa yang boleh digunakan untuk melaksanakan ibadah haji itu hanya visa yang resmi. Pemerintah Saudi Arabia melalui fatwa yang dikeluarkan oleh kerajaan Arab Saudi, siapapun jemaah haji menggunakan cara-cara yang tidak prosedural atas ibadah mereka maka ibadahnya dianggap tidak sah. Fatwa dari kerajaan Saudi Arabia,” katanya, saat konferensi pers di Four Season Hotel, Jakarta, pada Selasa (30/4/2024).

Koran Solopos

Yaqut kembali menegaskan bahwa pemerintah kerajaan Arab Saudi akan melakukan tindakan tegas terhadap siapapun yang menggunakan visa di luar visa haji resmi.

“Tidak boleh digunakan visa selain visa resmi untuk haji, dan yang dilakukan untuk ibadah haji. Pasti akan ada tindakan tegas dari sana, dan kami juga akan melakukan tindakan tegas bagi travel-travel, biro-biro haji dan umroh yang nekat memberangkatkan jemaah tanpa menggunakan visa resmi, kami akan melakukan tindakan yang tegas,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa sejauh ini pemerintah kerajaan Arab Saudi telah menerapkan peraturan yang memudahkan bagi para jemaah haji Indonesia mulai dari visa sampai perlakuan jemaah haji Indonesia di kerajaan Arab Saudi.

Emagazine Solopos

Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah juga mengatakan bahwa telah dikeluarkan dan telah diterbitkan fatwa dari Majelis Ulama senior Arab Saudi yang menyatakan aturan secara syariat tentang pelaksanaan haji dan umrah.

“Kami ingin menyampaikan kepada semua yang hadir di sini bahwa tidak akan ada yang dibolehkan melaksanakan ibadah haji tanpa menggunakan visa sebagaimana yang telah diatur dan visa yang dikeluarkan oleh kementerian haji dan kerajaan Arab, Saudi Arabia sehingga tidak dibolehkan ada yang melaksanakan ibadah haji kecuali menggunakan visa yang prosedural,” tambahnya.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Berlatar Gunung Merapi, Asyiknya Menikmati Kuliner Jadul di Loka Batari Klaten

Berlatar Gunung Merapi, Asyiknya Menikmati Kuliner Jadul di Loka Batari Klaten
author
Ika Yuniati Selasa, 30 April 2024 - 23:11 WIB
share
SOLOPOS.COM - Suasana wisata kuliner Loka Batari di RW 04, Padakan, Tegalarum, Gatak, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024) pagi. (Solopos.com/Ika Yuniati)

Solopos.com, KLATEN– Hari masih pagi saat Solopos.com berkunjung ke wisata kuliner Loka Batari di RW 04, Padakan, Tegalarum, Gatak, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024).

Hamparan sawah dan gemericik air yang mengalir dari saluran irigasi menambah suasana segar pagi itu. Sementara Gunung Merapi dan Merbabu tak telihat jelas karena masih tertutup awan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Loka Batari yang baru kali pertama buka setelah libur Ramadan dan Lebaran ini sudah mulai ramai didatangi pengunjung. Lapak jualan yang dibuat dari gubuk sudah mulai ditata.

Ada yang jual gendar pecel, sego wiwit, sego tumpang, jenang sumsum, jenang ketan hitam, hingga bebek blondo yang konon merupakan makanan peninggalan Belanda.

Loka Batari

Bebek blondo yang konon merupakan makanan khas Janti Klaten dengan resep peninggalan Belanda dijual di Loka Batari, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024) pagi. (Solopos.com/Ika Yuniati)

Sementara, ibu-ibu penjualnya terlihat ayu dengan jarit dan baju kebaya motif bunga-bunga. Agar lebih menjiwai sebagai pasar berkonsep jadul, bahkan ada yang memakai camping bambu.

Koran Solopos

Para penjual di wisata kuliner Loka Batari ini merupakan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di RW 04, Padakan, Tegalarum, Gatak, Janti.

Minggu ada beberapa yang izin tak jualan karena kelelahan Lebaran atau masih banyak yang mudik.

“Kami punya dua baju seragam, yang satu lurik. Hari ini khusus pakai kebaya biru bunga-bunga,” kata koordinator Loka Batari sekaligus Ketua PKK RW 04, Sri Mulatsih.

Loka Batari memang hanya buka setiap Minggu, mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.  Namun terkadang, tak sampai pukul 12.00 WIB jualan mereka sudah ludes.

Pasar kuliner jadul ini dipersiapkan untuk warga sekitar maupun wisatawan yang ingin berkunjung ke Janti.

Namanya juga wisata Jadul, transaksi pembayarannya pun tidak menggunakan uang, melainkan koin terbuat dari tanah liat.

Pembeli yang masuk ke Loka Batari harus menukarkan uang mereka terlebih dahulu dengan koin yang terdiri atas dua jenis yakni Rp2.000 dan Rp5.000.

Pembeli tak perlu khawatir, jika koin tanah liatnya tak habis buat jajan, bisa ditukar kembali dengan rupiah.

Solopos.com menukar sekitar Rp30.000 menjadi empat koin senilai Rp5.000 dan lima koin masing-masing Rp2.000. Awalnya saya kira uang tersebut bakal kurang untuk jajan. Ternyata bahkan sisa karena harganya relatif murah.

Emagazine Solopos

Meski jadi destinasi wisata, jajanan di Loka Batari terbilang murah. Satu porsi jenang ketan dan sumsum hanya sekitar Rp5.000, bahkan satu porsi bebek blondo ditambah nasi kepal hanya Rp10.000 per porsi. Ada juga camilan yang hanya Rp2.000.

Setelah kulakan jajan di lapak jualan, pembeli biasanya akan menyantap sarapan jadul mereka di saung-saung yang sudah disiapkan.

Kendati dijual dengan harga murah, Mulat mengatakan omzet mereka lumayan besar yakni sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2juta sekali jualan.

“Pengunjungnya ya ratusan. Kalau sekali jualan ya Rp1,5 juta jualan jenang, yang jualan makanan bisa sampai Rp2 juta,” tambahnya.

Mulat mengatakan mayoritas pengunjung berasal dari warga sekitar Soloraya. Namun saat musim libur panjang ada yang datang dari Semarang dan kota besar lainnya.

Mereka juga pernah kedatangan wisatawan luar negeri yang tahu Loka Batari dari media sosial.

Tujuan Pemberdayaan PKK

Loka Batari, kata Mulat, mulai dibuka pada awal 2023. Kata Loka Batari diambil dari Bahasa Jawa Kuna yang berarti bidadari. Hal ini selaras dengan pasar wisata tersebut yang digerakkan oleh ibu-ibu PKK RW 04.

“Ini sebenarnya ya berawal dari ibu-ibu PKK. Warga banyak yang pinter masak, kalau dijual sendiri-sendiri ya kurang laku. Maka saya koordinir di Loka Batari ini. Saya penginnya ya ini bisa meningkatkan perekonimian warga,” kata Mulat.

Konsep yang mereka bawa yakni pasar wisata jadul dengan suguhan wisata alam. Oleh karena itu dibuat lapak gubuk, pakaiannya kebaya dan camping, transaksi dengan barter, dan makanannya tentu saja kuliner zaman dulu.

Interaktif Solopos

Ide tersebut didukung ibu-ibu dan bapak-bapak di RW setempat sampai dibuatkan lapak jualan berbentuk gubuk dan saung untuk tempat makan pengunjung.

Loka Batari

Koin tanah liat yang digunakan untuk bertransaksi di wisata kuliner Loka Batari, Janti, Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati).

Saat ini total ada 19 anggota Loka Batari dengan jenis makanan berbeda-beda. Mulai dari jenang, bubur, nasi kebal, pecel, bebek blondo, dan lainnya.

Namun, tak menutup kemungkinan jumlah anggotanya bisa bertambah. “Saya terbuka kalau ada ibu-ibu lain yang mau jualan juga. Yang penting makanan yang dijual berbeda,” kata Mulat.

Mulat paham betul konsep jualan jadul bakal diminati pengunjung jika dipromosikan di medsos. Oleh karena itu, dia juga lumayan aktif bermedia sosial di Instagram, YouTube, hingga membuat situs khusus Loka Batari.

Penguatan medsos tersebut dibantu mahasiswa yang biasanya kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah mereka. “Ya animo masyarakat lumayan,” kata Mulat.

Salah satu pengunjung yang lumayan rutin ke Loka Batari yakni, Siti Fatonah, 38. Pada Minggu lalu, warga Klaten ini datang ke Loka Batari bersama ibu, suami, dan dua anaknya. Mereka memesan beberapa makanan seperti soto, dan pecel.

Rumahnya tak jauh dari Janti, Polanharjo. Namun, ia dan keluarga sering jajan ke Loka Batari untuk sarapan bareng. Menurutnya suasana di Loka Batari cukup menyenangkan untuk wisata singkat keluarga.

Pilihan makanannya cukup banyak dengan harga relatif murah. Sekali kunjungan biasanya ia hanya menghabiskan hingga Rp100.000.



Ide tersebut didukung ibu-ibu dan bapak-bapak di RW setempat sampai dibuatkan lapak jualan berbentuk gubuk dan saung untuk tempat makan pengunjung.

Loka Batari

Koin tanah liat yang digunakan untuk bertransaksi di wisata kuliner Loka Batari, Janti, Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati).

Saat ini total ada 19 anggota Loka Batari dengan jenis makanan berbeda-beda. Mulai dari jenang, bubur, nasi kebal, pecel, bebek blondo, dan lainnya.

Namun, tak menutup kemungkinan jumlah anggotanya bisa bertambah. “Saya terbuka kalau ada ibu-ibu lain yang mau jualan juga. Yang penting makanan yang dijual berbeda,” kata Mulat.

Mulat paham betul konsep jualan jadul bakal diminati pengunjung jika dipromosikan di medsos. Oleh karena itu, dia juga lumayan aktif bermedia sosial di Instagram, YouTube, hingga membuat situs khusus Loka Batari.

Penguatan medsos tersebut dibantu mahasiswa yang biasanya kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah mereka. “Ya animo masyarakat lumayan,” kata Mulat.

Salah satu pengunjung yang lumayan rutin ke Loka Batari yakni, Siti Fatonah, 38. Pada Minggu lalu, warga Klaten ini datang ke Loka Batari bersama ibu, suami, dan dua anaknya. Mereka memesan beberapa makanan seperti soto, dan pecel.

Rumahnya tak jauh dari Janti, Polanharjo. Namun, ia dan keluarga sering jajan ke Loka Batari untuk sarapan bareng. Menurutnya suasana di Loka Batari cukup menyenangkan untuk wisata singkat keluarga.

Pilihan makanannya cukup banyak dengan harga relatif murah. Sekali kunjungan biasanya ia hanya menghabiskan hingga Rp100.000.



“Ya asyik aja mbak. Bisa sambil liburan singkat gitu, Makan sambil ngobrol bareng keluarga,” kata dia.

“Sudah bagus Loka Batari. Masukannya ya gazebo mungkin diperbanyak atau diperluas biar pas ramai enggak banyak yang antre,” kata dia.

Desa BRILian Janti

Meski usianya baru setahun, kesuksesan pengelolaan Loka Batari mengukuhkan Desa Janti sebagai salah satu desa wisata yang inspiratif.

Hingga akhirnya mereka menjadi salah satu Desa BRILian yang diprakarsai Bank BRI.

Pada 2023 lalu, Desa Janti bahkan masuk dalam lima besar Desa BRILian terbaik di bawah pengelolaan Badan usaha milik desa (Bumdes) Janti Jaya.

Kepala Desa Janti, Tri Prakoso, Minggu, sangat mendukung pengembangan wisata Loka Batari. Ia menyadari wisata alam memang menjadi potensi utama Desa Janti.

Salah satunya potensi sumber air yang kemudian dikembangkan dengan membuat pembibitan ikan, wahana wisata air Janti Park, hingga wisata kuliner Loka Batari.

Di Bumdes Janti Jaya misalnya ada dua potensi yang bersumber dari alam yang mereka kelola, yakni bidang pariwisata, dan perikananan.

Pontensi alam itu pula yang jadi andalan mereka saat dilirik jadi Desa BRILian 2023 lalu.



“Iya kami potensinya memang alam ya Mbak. Kalau Loka Batari masih rintisan, belum masuk Bumdes. Pengelolaan masih murni inisiasi warga dan RW setempat,” tambahnya.

Bumdes Janti Jaya

Sebelumnya, Direktur Bumdes Janti Jaya, Danang Joko Wijayanto, Minggu (21/4/2024), mengatakan pihaknya mulai kerja sama intens dengan BRI pada 2022. Selanjutnya pada 2023 lalu mereka mendapatkan penghargaan dari Desa BRIlian.

Bumdes Janti Jaya terbilang sukses. Melalui jatuh bangun usaha sejak awal berdiri pada 2018, mereka akhirnya bertahan dan terus berkembang hingga saat ini.

Ada empat lini usaha yang mereka jalani sekarang ini yakni pariwisata, perdagangan, perikananan, dan pengelolaan sampah TPS 3R atau reduce, reuse, dan recycle.

Saat ditemui wartawan di kantornya, Minggu, Danang, menyampaikan salah satu fondasi yang membuat Bumdes Janti Jaya berkembang yakni inovasi dan adanya dukungan warga.

Transparansi serta pengelolaan dana juga jadi faktor pendukung.

Sementara itu, dia juga mengakui pentingnya kolaborasi dengan lembaga lain seperti BRI dalam program Desa BRILian.

Manfaat penting jadi bagian dari Desa BRILian tak hanya adanya stimulus anggaran dana yang mereka dapatkan saat menjadi pemenang.

Lebih dari itu, Desa BRILian membuat Janti Jaya memiliki jaringan yang lebih luas. Nama mereka mulai dikenal pemerintah kabupaten hingga kementerian.



Jejaring ini yang kemudian diharapkan jadi modal selanjutnya untuk membangun kolaborasi yang lebih besar.

“Desa BRILian semoga tak berhenti setelah ada hasil pemenang. Tapi setelah itu ada tindaklanjut misal menciptakan kerja sama dengan pemenang se-Indonesia atau pendampingan lainnya,” kata Danang.
ementerian.

Jejaring ini yang kemudian diharapkan jadi modal selanjutnya untuk membangun kolaborasi yang lebih besar.

“Desa BRILian semoga tak berhenti setelah ada hasil pemenang. Tapi setelah itu ada tindaklanjut misal menciptakan kerja sama dengan pemenang se-Indonesia atau pendampingan lainnya,” kata Danang.

Pemberdayaan Lembaga Desa

Dalam wawancara singkat melalui WhatsApp yang dikirim kepada wartawan, Rabu (20/3/2024), Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, mengatakan pemberdayaan BRILian tak lepas dari fokus mereka pada segmen usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

John mengatakan, sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen UMKM, peran BRI tidak terbatas sebagai lembaga intermediary keuangan.

Guna mendukung stabilitas ekonomi serta keberlanjutan usaha para pelaku UMKM maka BRI terpanggil untuk melakukan aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa.

Saat ini, pemberdayaan wilayah pedesaan menjadi isu yang perlu diperhatikan mengingat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata.

Hal tersebut dicerminkan dari desa yang termasuk kategori maju dan mandiri sesuai Indeks Desa Membangun (IDM) 2021 hanya memiliki porsi kurang dari 30% dari total desa sebanyak 73.814 desa.



Berdasarkan kondisi tersebut, Bank BRI hadir turut serta mengembangkan desa melalui program Desa BRILian sejak 2020.

John menyebut ada tiga bentuk pemberdayaan Desa BRILian yang mereka lakukan. Pertama yakni empowerment atau kegiatan pemberdayaan berupa pemberian literasi dasar, literasi bisnis, dan literasi digital kepada desa peserta.

Kedua yakni assistance atau aktivitas pendampingan intensif kepada Desa BRILian terbaik di tiap batch oleh tim BRI dan mitra kerja sama.

Terakhir adalah awarding atau pemberian penghargaan/apresiasi kepada pemenang desa selama periode empowerment.

Penilaiannya berdasarkan kepemimpinan unggul, kolaboratif, inovatif dan mampu menjadi role model pengembangan desa lainnya.

John mengatakan program Desa Brilian mereka inisiasi sejak 2020. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar menjadi Desa BRIlian.

Di antaranya memiliki BUMDes aktif, memiliki produk unggulan, dan BUMDes membuka rekening simpanan di BRI. Salah satu keuntungan bergabung dalam ekosistem ini adalah pemberian apresiasi berupa bantuan fasilitas sarana dan prasarana.

BRI, lanjut John, juga melakukan pendampingan lanjutan bagi desa-desa Brilian yang telah mengikuti Program Desa Brilian tahun sebelumnya dengan Program Deepening Desa Brilian.

Hal itu diharapkan dapat menjadi sarana pendampingan agar desa2 tersebut terus mengembangkan potensinya, sehingga menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Tak Dapat Restu Golkar, Baliho Dico Cagub Jateng Sudah Bertebaran

Tak Dapat Restu Golkar, Baliho Dico Cagub Jateng Sudah Bertebaran
author
Imam Yuda Saputra Selasa, 30 April 2024 - 21:21 WIB
share
SOLOPOS.COM - Baliho Dico M. Ganinduto dengan wajah dirinya di bagian kiri dan bertuliskan “#JATENGLEBIHBAIK Dico M. Ganinduto (Bupati Kendal Periode 2021-2025)” di bagian kanannya yang terpasang di Jalan Dr. Kariadi Kota Semarang. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Baliho dan spanduk Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024 sudah bertebaran di berbagai daerah di Jawa Tengah (Jateng). Kendati demikian, Dico hingga kini belum mendapatkan restu dari partainya, Golkar, untuk maju dalam Pilgub atau Pilkada Jateng 2024.

Bahkan, Dico kemungkinan besar tidak akan mendapat restu dari Golkar untuk mencalonkan diri sebagai cagub Jateng. Suami artis Chacha Frederica itu kemungkinan besar akan kembali diminta partainya untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kabupaten Kendal.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Meski demikian, berdasarkan penelusuran Solopos.com, baliho maupun spanduk Dico untuk mencalonkan diri sebagai cagub Jateng sudah banyak bertebaran di sejumlaah wilayah, tak terkecuali Kota Semarang. Bahkan spanduk dengan wajah Dico dan bertuliskan, “JATENGLEBIHBAIK Dico M. Ganinduto (Bupati Kendal Periode 2021-2025) juga terpasang di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Semarang hingga Kota Salatiga.

Koran Solopos

Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Jateng-DIY, Iqbal Wibisono, menilai baliho dan spanduk itu sebagai bentuk Dico mengekspresikan diri kepada masyarakat Jateng. Ia pun memastikan jika Golkar saat ini menugaskan Dico untuk maju lagi dalam Pilkada Klaten, dan bukan Pilgub Jateng.

“Enggak ada [Dico ditugaskan maju Pilgub Jateng]. Mereka berdua [Dico dan Ketua DPD II Golkar Kendal, Bagus Bimo Alit] tugasnya sama, fokus di Pilbup Kendal. Itu [baliho] mungkin cara beliau [Dico] mengekspresikan diri, kan boleh-boleh saja,” ujar Iqbal kepada Solopos.com, Selasa (30/4/2024).

Iqbal juga memastikan jika Golkar hingga kini belum memberikan rekomendasi kepada kadernya untuk maju atau mencalonkan diri pada Pilgub Jateng. Sementara untuk Pilkada atau Pilbup Kendal, Golkar memang menginstruksikan Dico dan Bimo untuk maju sambil menjalin koalisi dengan partai lain.

Emagazine Solopos

“Kami [Golkar] usung bupati [Pilkada Kendal]. Tapi keputusan akhir [Dico atau Bimo] ada di masyarakat. Siapa yang paling positif dan populer di antara kedua [yang diusung],” tegas Iqbal.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories