Soloraya
Kamis, 10 Maret 2016 - 22:40 WIB

KEBUTUHAN POKOK SRAGEN : Harga Cabai dan Sayur di Sragen Melejit

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang cabai di Pasar Legi menata dagangannya, Rabu (9/3/2016). Pasokan tersendat menyebabkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok melambung. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Kebutuhan pokok Sragen, harga tiga bahan pokok di Sragen melejit.

Solopos.com, SRAGEN–Harga cabai, bawang, dan sayur mayur di pasar induk Sragen meroket sampai tiga kali lipat selama 10 hari terakhir. Melejitnya harga cabai, bawang, dan sayuran itu disebabkan karena barang langka. Naiknya harga cabai dan sayuran berdampak positif bagi petani karena untung besar.

Advertisement

Seorang pedagang sayur mayur di Pasar Bunder Sragen, Trigiman, 54, saat ditemui wartawan, Kamis (10/3/2016), mengatakan harga cabai, bawang, dan sayur mayur naik semua sejak 10 hari terakhir. Naiknya harga paling tinggi terjadi pada komoditas cabai merah besar. Tri menyebut harga cabai merah besar naik sampai 233% atau tiga kali lipat lebih. Harga semula hanya Rp15.000/kg menjadi Rp50.000/kg atau naik Rp35.000/kg.

“Selain harga cabai, harga bawang merah juga naik 75% dari harga semula Rp20.000/kg menjadi Rp35.000/kg. Bawang putih juga naik tapi hanya Rp5.000/kg. Harga komoditas sayur mayur juga melejit, seperti seledri dan loncang naik sampai Rp20.000/kg. Kalau untuk kubis, wortel, dan jipan cenderung stabil,” katanya.

Tri menduga meroketnya harga cabai, bawang, dan sayur mayur itu disebabkan karena barang langka. Dia mengatakan banyak petani yang tidak panen pada musim penghujan. Hanya petani padi yang panen pada musim ini. Kendati harga sejumlah komoditas naik tak berpengaruh pada omset pendapatan harian Tri. “Kalau omset masih tetap hanya daya beli masyarakat turun. Biasanya beli satu kilogram ya sekarang hanya beli setengah kilogram,” ujarnya seraya menyebut omset kotor harian Rp2 juta.

Advertisement

Lesunya daya beli masyarakat terhadap komoditas cabai, bawang, dan sayur mayur tertentu juga dirasakan Dewi Lestari, 33, pedagang asal Gambiran, Sine, Sragen. Dewi kulakan barang dari Bandungan, Semarang. Dia menyebut harga tomat juga naik dari Rp10.000/kg menjadi Rp15.000/kg. “Biasanya pada musim panen padi seperti ini pasar ramai pengunjung. Belakangan sejak harga-harga naik, pasar jadi lesu. Omset saya yang biasanya Rp1 juta/hari sekaran turun tinggal Rp500.000-Rp600.000/hari,” katanya.

Dewi menyampaikan pembeli bawa uang Rp10.000 sebelumnya bisa dapat barang setengah kilogram tetapi sekarang hanya dapat satu ons. Dia berharap harga-harga tersebut kembali stabil sehingga daya beli masyarakat bisa kembali normal.

Seorang petani bawang merah asal Gondang, Sragen, Suratno, justru untung besar dengan kondisi harga bawang merah yang mencapai Rp30.000/kg. Hasil panen tanaman bawang merah seluas 4.000 m2 terjual dengan harga Rp50 juta. “Biaya produksinya mencapai Rp30 juta. Ya, baru kali ini saya untung sampai Rp20 juta. Dua kali panen sebelumnya untungnya masih di bawah Rp10 juta,” tambahnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif