Soloraya
Kamis, 15 Desember 2016 - 14:40 WIB

KECELAKAAN AIR BOYOLALI : Korban Tenggelam Kedung Goro Ditemukan Setelah 23 Jam Pencarian

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota SAR gabungan mengevakuasi Dedek Solikhul Afif, 14, siswa MTs Kauman Kemusu yang tenggelam di Kedung Goro, Desa Bolo, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Kamis (15/12/2016). (JIBI/Solopos/Istimewa)

Kecelakaan air Boyolali, siswa MTs yang tenggelam di Kedung Goro akhirnya ditemukan.

Solopos.com, BOYOLALI — Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi Dedek Solikhul Afif, 14, siswa MTs Kauman Kemusu yang tenggelam di Kedung Goro, Desa Bolo, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Tubuh Dedek ditemukan pada Kamis (15/12/2016) sekitar pukul 09.20 WIB atau 23 jam sejak dilaporkan hilang pada Rabu (14/12/2016) pukul 10.30 WIB.

Advertisement

Saat ditemukan, Dedek sudah meninggal dunia dengan kondisi bertelanjang dada dan hanya memakai celana biru seragam sekolah. Operasi kecelakaan air di Kedung Goro, Kamis, dibuka pukul 07.30 WIB dipimpin Komandan SAR Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo.

Anggota SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali menyelam dan berhasil mengangkat korban dari pusaran kedung. Hanya butuh waktu 20 menit, penyelam Budi Prasetyo dari SAR BPBD Boyolali berhasil mengevakuasi korban. “Korban dalam kondisi sudah meninggal dunia. Saat ditemukan korban berada di rongga bawah pusaran air,” kata Kurniawan kepada Solopos.com, Kamis.

Setelah dievakuasi korban langsung dibawa ke Puskesmas Wonosegoro untuk diperiksa. “Kamis siang korban langsung kami serahkan kepada keluarganya di Dukuh Cekelan, Desa Kauman, Kecamatan Kemusu,” ujar dia.

Advertisement

Operasi kemarin melibatkan banyak pihak seperti SAR Klaten, Komunitas Relawan Independen (KRI), Basarnas Solo, Granat, TNI Polri, dan SAR MTA. Seperti diketahui, Dedek Solikhul Afif tenggelam di Kedung Goro, Desa Bolo, Kecamatan Wonosegoro pada Rabu pukul 10.30 WIB.

Bocah tersebut tenggelam saat berenang di kedung bersama empat temannya. Kejadian bermula saat Dedek melompat terjun ke dalam kedung. Setelah terjun korban terus tergulung pusaran air, muncul ke permukaan sebentar, kemudian tenggelam lagi dan tidak muncul lagi.

Proses evakuasi pada Rabu sempat terkendala arus pusaran yang cukup deras. Akhirnya tim dibantu warga mengurai aliran air dengan membendung sungai pada Rabu malam. Aliran air dibelokkan dan dibuat merata agar tidak terkonsentrasi di sekitar pusaran.

Advertisement

Sekretaris Desa (Sekdes) Bolo, Suratno, mengatakan setelah kejadian tersebut, Kedung Goro ditutup sementara hingga waktu yang belum ditentukan. Pemerintah Desa (Pemdes) Bolo bersama masyarakat akan bermusyawarah untuk menyikapi kejadian tersebut dan menata kembali Kedung Goro.

“Kami berharap kejadian ini adalah yang pertama dan terakhir. Kami akan berembuk untuk langkah selanjutnya, mungkin kami akan membentuk tim SAR desa yang setiap saat standby di kedung untuk pengamanan,” kata Suratno.

Selain itu juga akan dilakukan penataan kawasan terutama pemasangan papan-papan peringatan dan tanda-tanda kedalaman dari masing-masing bagian kedung. Di beberapa lokasi dengan kedalaman tertentu dan dinilai berbahaya akan diberi papan peringatan.

“Seperti yang menjadi lokasi tenggelamnya bocah Kemusu itu, itu warga sini menyebutnya sentong. Di bawah pusaran air itu ada lubang atau cekungan dalam seperti gentong berdiameter sekitar 3 meter.  Memang titik itu cukup berbahaya bahkan warga menilainya cukup angker,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif