SOLOPOS.COM - Pelanggan berbelanja di Kedai Sayur AA, Rabu (28/2/2024). Kedai sayur 24 sangat membantu mahasiswa yang ingin masak di malam hari. (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO–Sayuran menjadi bahan pangan yang tak terpisahkan dari kehidupan seseorang. Sayur melekat di menu-menu makanan. Pada 2021, rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat Kota Solo untuk kelompok komoditas sayur-sayuran Rp49.707 per bulan. Pada 2022, pengeluaran Rp56.473 per kapita per bulan.

Data yang tertulis pada Surakarta Dalam Angka 2023 itu menunjukkan, pada 2022 sayuran menjadi kelompok komoditas urutan ketiga dengan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan paling banyak setelah rokok dan padi-padian.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tak hanya rumah tangga. Warga atau mahasiswa indekos juga membutuhkan sayur. Karena masuk dalam kebutuhan primer itulah, warung sayur mudah ditemui di mana-mana. Tapi, tidak banyak warung sayur yang buka nonstop atau 24 jam.

Di kawasan UNS kampus Kentingan, Jebres, ada warung sayur AA 4 yang buka 24 jam. Selebihnya Solopos.com belum menjumpai warung lain yang buka 24 jam. Sementara di kawasan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), ada dua warung sayur 24 jam di sana.

Mahasiswa S2 UNS Solo, Nina, 24, sibuk berkuliah dan bekerja sampingan sebagai guru les. Ia kerap pulang malam hari. Bahkan dini hari. Bagi Nina, warung sayur 24 jam sangat membantunya. Sebab ia tak sempat belanja sayur pagi hingga siang.

“Waktu itu, aku pulang [kerja] pukul 02.00 WIB dan masih buka. Itu [warung sayur 24 jam] menolong sekali,” kata dia saat diwawancara Solopos.com di Ngoresan, Rabu (28/2/2024).

Ia menghabiskan Rp20.000 per tiga hari untuk sayuran. Sementara saat berbarengan bumbu habis, ia habis Rp50.000 per tiga hari. Ia tak memperhatikan apakah harga sayuran di warung 24 jam lebih mahal dibandingkan di warung sayuran biasa atau tidak.

Yang jelas, warung sayur 24 jam menolongnya kala butuh sayuran tapi seharian sibuk beraktivitas. Biasanya ia membeli bumbu dapur, telur, dan sayuran. “Keuntungannya, sayura masih segar kalau malam. Karena ada [dagangan] yang baru datang malam hari. Jadi masih segar,” sambung dia.

Baginya, warung sayur 24 jam memudahkan pembeli. Kapan pun akan dilayani. Apalagi jelang Ramadan. Nina bisa masak sendiri saat jelang sahur.

“Sebelum sahur kita beli [sayuran] dulu, itu mempermudah orang kos,” kata dia.

Demikian juga bagi mahasiswa indekos, Syifa, 23, yang hobi memasak. Meski beberapa komoditas dinilai lebih mahal dibandingkan warung sayur yang hanya buka siang hari. Tapi Syifa tak punya pilihan lain.

“Berapa pun harganya kalau butuh malam-malam ya pasti dibeli,” katanya, Rabu.

Sejauh pengetahuannya, ia tidak tahu di mana warung sayuran 24 jam di sekitar UNS. Ada warung sayur di Pasar Mojosongo yang buka malam hari. Itu pun tidak 24 jam dan berjarak 3,5 km dari indekosnya. Sehingga warung sayur 24 jam sangat membantunya kala ingin memasak saat malam hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya