SOLO—Sejumlah kasus kekerasan guru terhadap siswa terjadi di Soloraya. Dari pemberitaan di Harian Umum SOLOPOS, setidaknya ada tiga kasus dalam pekan-pekan terakhir ini.
Di Wonogiri, seorang murid SMP mengaku dijambak atau (ditarik rambutnya) oleh gurunya. Ini terjadi karena murid menitukan gaya rambut anak punk. Kedua, di Colomadu ada murid diborgol oleh gurunya karena Si Murid diduga mencuri jambu. Sedangkan, ketiga di Solo ada siswa yang vdiduga ditempeleng oleh gurunya. Bahkan, kasus ini dilaporkan ke kepolisian.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Memang memprihatinkan, karena semestinya persoalan ini tidak terjadi. Selain itu, hal itu bisa dicegah jika semua pihak bisa menahan diri. Tapi, apa boleh buat. Semua sudah terjadi dan hal ini tentu saja menimbulkan sejumlah pertanyaan. Tantangan guru mengajar kini kian berat. Seorang guru yang berniat ingin ’mendisiplinkan’ siswa kadang terjebak menjadi kekerasan. Di samping itu, para siswa juga dihadapkan pada berbagai perubahan yang kadang di luar perkiraan gurunya.
Bagaimana menurut Anda? Mengapa kekerasan di sekolah kerap kali muncul? Apakah murid sekarang ’lebih bandel’ sehingga muncul sikap yang terlalu ‘keras’ untuk mendisiplinkannya? Kira-kira bagaimana mencegahnya agar hal itu tidak terulang?
Anda bisa berpendapat dan berkomentar mengenai hal tersebut dalam Progran Dinamika 103, pukul 08.05-10.00, Rabu (19/9), melalui SMS ke 0817444103, 081226103103, atau telpon [0271] 739389, 739367. [SPFM/ary]