Soloraya
Selasa, 26 Juli 2022 - 17:14 WIB

Kekerasan Seksual Anak di Sukoharjo Tinggi, Begini Saran Konselor Anak

Magdalena Naviriana Putri  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak korban kekerasan. (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Salah seorang konselor anak dan remaja, Ernawati, menyoroti tingginya kasus kekerasan, utamanya kekerasan seksual pada anak dengan pelaku orang terdekat yang terjadi di Sukoharjo.

“Melihat hal itu memang sangat memprihatinkan, jadi sangat disayangkan kalau itu terjadi. Pendidikan pertama seharusnya berada dalam keluarga,” jelas perempuan yang juga Dosen Program Studi Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD), Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said ini.

Advertisement

Ernawati menambahkan sangat mungkin kekerasan pada anak  terjadi karena faktor ekonomi atau bahkan kurangnya pengawasan intensif.

“Kalau kita lihat beberapa keluarga [besar] berada dalam satu rumah, sehingga campur baur [beberapa kepala keluarga]. Sementara pemisahan antara anak laki-laki dan perempuan terkadang tidak terlalu diperhatikan,” katanya meyoroti faktor kekerasan seksual.

Advertisement

“Kalau kita lihat beberapa keluarga [besar] berada dalam satu rumah, sehingga campur baur [beberapa kepala keluarga]. Sementara pemisahan antara anak laki-laki dan perempuan terkadang tidak terlalu diperhatikan,” katanya meyoroti faktor kekerasan seksual.

Dia menambahkan selain itu minimnya pengawasan membuat pelaku merasa ada peluang untuk melakukan tindak kejahatan kekerasan seksual. Faktor lain yang mendominasi menurutnya karena semakin merosotnya moral ataupun tingkat keimanan seseorang.

Baca juga: Miris! Kekerasan Seksual Anak di Sukoharjo Tinggi, Pelaku Orang Dekat

Advertisement

Dampak buruk teknologi seperti tayangan video negatif juga menjadi faktor lain. Mengingat dengan mudahnya video negatif dapat diakses orang dewasa bahkan anak-anak yang memicu seseorang untuk melakukan kegiatan seksual.

“Ketika itu memicu seseorang [melakukan kegiatan seksual] dan tidak ada pasangan sahnya, otomatis dia harus segera dipuaskan dan apapun bisa dilakukan. Ya, gelap mata,” kata dia.

Ernawati menambahkan padahal mungkin pada awalnya anak-anak tidak berniat melihat tayangan itu, tetapi muncul secara tiba-tiba di gawai melalui sosial media yang ada. Berbeda dengan orang dewasa yang memang mencari, melihat atau mengikuti dengan sengaja.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com diketahui sebanyak 17 kasus kekerasan anak terjadi di Sukoharjo sejak Januari hingga Juli 2022. Kekerasan seksual menjadi kasus paling banyak dengan jumlah 10 kejadian.

Baca juga: Ini Kasus Kekerasan Seksual Anak di Sragen yang Belum Jelas Nasibnya

Mirisnya, kekerasan seksual yang terjadi di Sukoharjo selama ini banyak dilakukan oleh orang terdekat korban. Perundungan dan perebutan hak asuh masing-masing tercatat dua kasus. Sementara kekerasan fisik ada tiga kasus.

Advertisement

Sementara, tren kasus per tahun tercatat naik turun.  Jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Sukoharjo pada 2017 sebanyak 48 kasus. Pada 2018, jumlah kasus kekerasan terhadap anak menurun sebanyak 39 kasus.

Sedangkan jumlah kasus kekerasan terhadap anak selama 2019 yakni 26 kasus. Pada 2020 dan 2021 kasus kekerasan terhadap anak masing-masing 32 kasus dan 38 kasus.

Padahal, Sukoharjo pada 2022 kembali mendapatkan predikat Kota/kabupaten Layak Anak (KLA).

Baca juga: KEKERASAN TERHADAP ANAK : Boyolali Tertinggi di Jateng, Klaten Runner Up

Sukoharjo mendapat KLA Kategori Pratama pada 2015, 2017, dan 2018. Prestasi ini dilanjutkan dengan meraih penghargaan serupa dengan Kategori Madya pada 2019 dan 2021.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Sukoharjo, Proboningsih Dwi Danarti, mengatakan beberapa upaya telah dilakukan untuk menekan angka kasus itu.

“Telah dibentuk satuan tugas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak [Satgas PPA] untuk penanganan masalah perlindungan anak di Kabupaten Sukoharjo,” terang Proboningsih saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (26/7/2022).

“Sudah dibentuk tim pendampingan dan penjangkauan kasus korban tindak kekerasan anak. Ada pendampingan anak dengan psikolog dari RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo secara gratis,” terangnya lagi.

Proboningsih menambahkan pihaknya juga telah melakukan kunjungan ke rumah anak korban tindak kekerasan dengan memberikan paket pemulihan kesehatan bersama lintas organisasi perangkat daerah maupun mitra anak.

Baca juga: Sedih, 3 Bulan Terjadi 7 Kasus Kekerasan terhadap Anak di Sukoharjo

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif