Soloraya
Rabu, 13 Januari 2016 - 19:18 WIB

KEKERASAN TERHADAP ANAK : Diarak Tanpa Busana, Siswi SMP Sragen Berniat Bunuh Diri

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan tehadap anak (liputan6.com)

Kekerasan terhadap anak di Sragen sungguh biadab. Seorang siswi dilucuti pakaiannya dan diarak keliling kampung.

Solopos.com, SRAGEN — Siswi SMP Sragen asal Karangmalang, Sragen, yang mendapat perlakuan tidak manusiawi dari tetangganya sempat berniat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Advertisement

Baca:
Dituduh Mencuri Sandal Jepit, Bocah SMP Diarak Keliling Kampung Tanpa Busana

Kondisi psikologi yang terguncang hebat membuat RR, 14, berniat mengiris urat nadi di lengan tangan kirinya.

”Ada bekas sodetan pisau di lengan kirinya. Beruntung niat bunuh diri itu ketahuan oleh keluarganya,” kata Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen, Muhammad Fadlan, yang berkunjung ke rumah RS, Rabu (13/1/2016).

Advertisement

”Ada bekas sodetan pisau di lengan kirinya. Beruntung niat bunuh diri itu ketahuan oleh keluarganya,” kata Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen, Muhammad Fadlan, yang berkunjung ke rumah RS, Rabu (13/1/2016).

Sejak dilucuti pakaiannya dan diarak keliling kampung sejauh 1 km oleh tetangganya pada Minggu (13/1/2016), RS memilih mengurung diri di rumah.

Sudah tiga hari terakhir, dia tidak mau berangkat sekolah. Dia merasa malu dengan teman-temannya karena foto dia ditelanjangi dan diarak keliling desa itu sudah menyebar.

Advertisement

MUI mengecam keras tindakan K, 47, yang memperlakukan RS secara tidak manusia. Menelanjangi dan mengarak keliling kampung sejauh 1 km itu, kata Fadlan, adalah hukuman yang tidak wajar dan manusiawi.

”Kalaupun dia memang mencuri, dia tidak layak mendapat perlakuan tidak manusiawi itu. Bayangkan, aurat dia yang seharusnya ditutupi justru dibuka secara paksa oleh orang lain. Dia masih harus dipaksa mempertontonkan aurat itu ke muka umum dengan cara keliling kampung. Membayangkan saja sudah bikin saya menitikkan air mata,” kata Fadlan.

Tindak Tegas

Advertisement

MUI datang bersama sejumlah elemen masyarakat seperti Pagar Nusa, Banser, dan tokoh masyarakat berkunjung ke rumah RS. Selain memberikan bantuan dana dan perlengkapan salat, MUI juga memberikan dorongan motivasi kepada RS.

”MUI mendesak aparat penegak hukum bisa menjatuhkan sanksi yang setimpal kepada K. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya,” tegas Fadlan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bocah perempuan asal Karangmalang, Sragen, RS, 14, mendapat perlakuan tidak manusiawi dari tetangga kampungnya berinisial K, 47.

Advertisement

Gadis belia yang baru duduk di bangku kelas I SMP itu dituduh K mencuri sendal jepit dan pakaian bekasdua pekan lalu. J, 55, dan Kr, 50, orang tua angkat RS, tak berani melawan tuduhan.

J dan Kr tinggal bersama empat anak, salah satunya RS, di gubuk. Mereka merupakan keluarga miskin di desa itu. Pada Minggu (10/1/2016), sekitar pukul 08.00 WIB, K nekat mendatangi rumah RS.

Kedatangan K dan keluarganya ditemui J dan nenek RS yang sudah tua renta. Tanpa basa-basi, K langsung membawa RS keluar rumah. Seluruh pakaiannya dilucuti hingga tak satu pun kain menutupi tubuhnya.

K kemudian mengalungkan jarit dan seutas tali dengan sendal jepit di bagian ujungnya. K dan keluarganya mengarak mereka di jalan sembari membunyikan tetabuhan sepanjang 1 km.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif