SOLOPOS.COM - Postingan gerakan 1.000 sandal sebagai bentuk keprihatinan atas kasus di Karangmalang Sragen, Kamis (14/1/2016) (Facebook)

Kekerasan terhadap anak di Sragen yang menimpa siswi SMP Sragen mengundang keprihatinan banyak pihak.

Solopos.com, SRAGEN — Kasus siswi SMP Sragen asal Karangmalang yang diarak tanpa busana keliling kampung karena dituduh mencuri mengundang keprihatinan banyak pihak, salah satunya netizen di media sosial. Netizen grup di Kumpulan Wong Sragen (KWS)–yang merupakan komunitas wong Sragen di beberapa wilayah–menyerukan gerakan 1.000 sandal.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sandal-sandal tersebut nantinya akan diberikan kepada Sukamto–pengarak siswi SMP Sragen yang dilucuti pakaiannya dan diarak keliling kampung.

“Mohon maaf saudara-saudara saya sebagai warga Karangmalang Sragen amat sangat malu atas tingkah laku Bapak Sukamto dan istrinya yang mempermalukan anak gadis belia itu. Mohon kepada pihak berwajib untuk menindaklanjuti kasus ini. Mari warga Sragen semua kumpulkan sendal dan pakaian kalian untuk disumbangkan kpd Bapak Sukamto dan ibu,” tulis akun Dhimas Ragil Saputra, Rabu (13/1/2016).

Senada disampaikan akun Aulia Wijaya yang memosting Kamis (14/1/2016) pukul 10.10 WIB. “Petisi seribu sandal untuk Soekamto ….. mari bergerak lur tunjuk kan ke para mafia kampung bahwa tindakan mereka yang arogan selalu mendapat kecaman dari masyarakat luas…. masih banyak kasus kasus kecil seperti ini yang terkadang hukumanya lebih memalukan dari koruptor hanya karena ketimpangan sosial…….Kita berikan shock terapi.”

 

Wacana aksi ini tak sepenuhnya diterima netizen KWS. Masih ada pro dan kontra. Rencananya aksi pengumpulan sandal akan dilakukan Minggu (17/1/2016).  Akun Wawan Ardiyanto menulis, “Mohon maaf sebelumnya. Saya cuma mau kasih saran tentang kasus R dan Pak Sukamto tentang progam pengumpulan sendal teman2 KWS . Tdi saya liat di komen2 teman ada yg setuju ada yang kurang setuju atau mungkin ada yang nggak setuju sama sekali tentang progam pengumpulan sendal .
Jadi kalau di antara kita anggota KWS semua beda pendapat tentang progam pengumpulan sandal itu jgn sampai di jadikan permasalahan yg membuat pecah persatuan KWS . Jadi yang setuju silahkan merapat yang enggak setuju ya g’pp .”

 

Sementara itu, Ketua  Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sragen, Taufiq Nugroho, mendesak kepada aparat penegak hukum agar mengusut tuntas pelaku kekerasan terhadap anak itu dan segera menuntaskan kasusnya.

“Kalau perkara itu tidak tuntas berarti aparat membiarkan tindakan main hakim sendiri,” ujarnya, Rab (14/1/2016).

Taufiq berencana menggelar aksi damai untuk mendesak aparat kepolisian agar segera menangkap pelaku kejahatan anak itu.

Aksi rencananya diadakan di depan Mapolres Sragen selepas ibadah Salat Jumat. Kapolsek Karangmalang AKP Agus Irianto mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo memproses laporan S alias K terhadap kasus pencurian yang dilakukan R.

 

Sukamto, 50, Istri Sukanto Wiji Lestari, 37 dan adik Sukamto, Sukarno 47, ditangkap polisi terkait kasus siswi SMP Sragen yang dituduh mencuri dan diarak tanpa busana keliling kampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya