SOLOPOS.COM - Ilustrasi protes kekerasan terhadap anak (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SRAGEN—Sebanyak lima siswa SMKN 1 Sambirejo, Sragen dipukul pada bagian kepala menggunakan hak sepatu oleh guru mereka. Tiga di antaranya dibawa ke Puskesmas karena mengalami robek di bagian kepala.

Guru yang melakukan pemukulan itu, Anik Sundari, dibawa ke Mapolsek Sambirejo untuk dimintai keterangan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kapolres Sragen, AKBP Dwi Tunggal Jaladri, melalui Kapolsek Sambirejo, AKP Kabar Bandiyanto, menjelaskan dari keterangan sementara guru itu peristiwa pemukulan terjadi lantaran emosi sesaat.

“Maksudnya supaya disiplin. Awalnya para siswa sudah diberitahu segera berbaris lewat pengeras suara tetapi tidak segera berbaris,” kata dia.

Salah satu orangtua siswa menyesalkan peristiwa itu. Dia berharap persoalan itu menjadi perhatian dan pembelajaran bagi sekolah maupun guru pelaku pemukulan.

“Tentu saja saya tidak terima kalau anak saya diperlakukan seperti itu di dalam lingkungan sekolah dan dilakukan oleh seorang guru,” kata orangtua bernama Agus Supriyanto tersebut.

Pusing-Pusing

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sambirejo, Sri Herawati, menjelaskan dari pemeriksaan kelima siswa mengalami luka yang sama dan diduga karena pukulan benda tumpul dengan ukuran sekitar dua sentimeter.

Dia menerangkan dari lima siswa yang dirawat, tiga diantaranya mendapatkan dua jahitan sementara satu siswa mengalami luka memar dan terdapat benjolan di kepala serta satu siswa mengalami pusing.

Dia menjelaskan luka yang diterima para siswa tidak seberapa dan sudah mendapatkan perawatan oleh petugas medis puskesmas. Seluruh siswa yang diobati menjalani rawat jalan.

Kepala SMKN 1 Sambirejo, Ahmad Dahlan, tak menampik kejadian pemukulan yang dilakukan oleh guru Bahasa Jawa tersebut menggunakan hak sepatu. Dia menegaskan sudah melakukan konfirmasi kepada sang guru serta segera melakukan pembahasan terkait insiden itu.

Meski tak mengetahui secara persis kejadian itu, dia menyayangkan peristiwa pemukulan kepada siswa. “Kesehatan anak tetap kami jaga dan didahulukan. Biaya pengobatan ditanggung sekolah. Selesai dari puskesmas mereka sementara kami izinkan pulang dan istirahat dulu,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya