SRAGEN–Sebanyak 405 hektare (ha) area persawahan yang ditanami padi terancam puso apabila dalam waktu satu bulan tidak mendapat kiriman air.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, Budiharjo, saat ditemui Solopos.com di sela-sela rapat badan anggaran di ruang serba guna kantor DPRD Sragen, Senin (17/9/2012). Menurut Budiharjo, jumlah itu mengalami peningkatan 54 ha dari sebelumnya seluas 351 hektare (ha) pada awal September 2012.
Area persawahan yang terancam puso tersebar di lima kecamatan, yakni Kedawung seluas 172 ha, Sambirejo 136 ha, Masaran 78 ha, Sumberlawang 15 ha dan Jenar 4 ha.
Budiharjo menuturkan kondisi padi terancam puso sudah memasuki masa generatif atau antara umur 70-80 hari. Apabila tidak segera mendapat kiriman air dalam jangka waktu satu bulan ke depan maka diperkirakan 405 ha area persawahan yang ditanami padi mengalami gagal panen.
“Padi sedang mengalami penyerbukan dan pengisian bulir padi saat masa generatif. Otomatis kebutuhan air tinggi. Apabila hingga satu bulan ke depan tidak ada hujan atau kiriman air maka bisa jadi puso. Tetapi untuk mengatakan puso pun ada tahapan. Setidaknya 90 persen dari luasan satu hektare itu tidak bisa dipanen,” kata dia.
Kendati area persawahan terancam puso mencapai 405 ha, hal itu tidak terlalu mengancam hasil panen tahun ini. Itu karena total luas area persawahan yang ditanami padi mencapai 17.500 ha. Namun, Budiharjo menyatakan kondisi itu tetap mempengaruhi pendapatan petani yang rata-rata memiliki luas sawah terbatas.