SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Sebanyak tujuh kecamatan di Kabupaten Boyolali rawan terjadi kekeringan. Hal ini menyusul datangnya musim kemarau yang dibarengi dengan kesulitan mendapatkan air bersih.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketujuh kecamatan tersebut berada di wilayah Boyolali utara dan dan lereng Merapi. Pada wilayah Boyolali utara antara lain, Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Andong dan Kemusu sedangkan di lereng Merapi seperti di Kecamatan Musuk, Selo dan Cepogo.

“Pemkab Boyolali menganggarkan dana sekitar Rp35 juta untuk keperluan dropping air bersih. Dana sebanyak itu hanya untuk kebutuhan air bersih saat musim kemarau seperti ini,” kata Kabag Kesra Setda Boyolali, Tri Murni saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (28/5/2012).

Tri mengungkapkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk pemetaan daerah rawan kekeringan. Hasil tersebut bakal digunakan untuk pengaturan distribusi air bersih ke wilayah yang krisis air.

Ia mengakui, hingga saat ini belum ada pengajuan bantuan dropping air bersih dari masyarakat. Meskipun demikian, pihaknya bakal jemput bola jika ada daerah yang sangat membutuhkan air bersih.

Lebih lanjut Tri mengungkapkan, masyarakat tinggal melaporkan ke Kepala Desa dilanjutkan Camat untuk pengajuan air bersih ke kabupaten. Warga tidak perlu membuat proposal terkait bantuan ini. Pihaknya telah menyediakan blanko pengajuan. “Untuk wilayah utara, dropping akan dibantu Bakorwil IV sedangkan di lereng Merapi koordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya