SOLOPOS.COM - Seorang petani Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali, mengambil air untuk menyirami bibit tanaman jagung di ladangnya, Kami (4/9/2014). Petani mengaku membutuhkan pompa untuk menyedot air dari Waduk Bade. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI – Menghadapi musim kemarau, sejumlah petani di Kecamatan Klego, Boyolali, mengaku mulai resah lantaran volume air di Waduk Bade semakin menyusut.

Salah seorang petani RT 005/RW 005 Desa Bade, Sudardi, 62, mengatakan Waduk Bade menjadi andalan petani untuk mencukupi kebutuhan air di sekitar 87 hektare ladang dan sawah milik mereka.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Petani merasa kebingungan pasokan air pertanian tersebut kian minim.

“Selama ini petani menyalur air dari irigasi yang bersumber dari Waduk Bade. Namun, karena ketinggian berkurang, air tidak lagi keluar dari saluran irigasi waduk. Air dari Waduk Bade mulai tidak mengairi sawah petani,” kata Sudardi saat dijumpai di sawahnya yang dekat dengan Waduk Bade, Kamis (4/9/2014).

Sudardi mengatakan Waduk Bade menjadi andalan petani untuk mencukupi kebutuahan air sawah di lebih dari enam desa di Klego. Enam desa tersebut antara lain, Sange, Klego, Karanggatak, Bade, Banyuurip, dan Blumbang.

“Semua merasakan dampak air waduk surut. Desa-desa yang permukaan tanahnya lebih tinggi atau lebih rendah dari pada Waduk Bade merasakan dampak saat volume air berkurang seperti sekarang ini,” kata dia.

Sementara itu, petani lainnya di Desa Bade, Kamni, 56, mengaku membutuhkan mesin pompa air atau disel untuk menyedot air dari Waduk Bade. Apabila petani tetap menunggu hujan, jadwal tanam padi dan tanaman lain seperti palawija diprediksi bakal telat.

Saat ini untuk memperoleh pompa, lanjut Kamni, petani harus menyewa kepada pemilik perseorangan. Masih banyak petani yang tidak memiliki disel sendiri. Petani harus mengaluarkan uang lebih dari Rp100.000 sehari untuk menyewa disel.

Saat dimintai konfirmasi, Camat Klego, Mustaqim, mengatakan pemerintah kecamatan tidak memiliki anggaran khusus untuk membeli pompa air atau disel bagi petani. Dia mengimbau kepada petani untuk bisa saling tolong menolong dan kerja sama dalam menyediakan kebutuhan air tersebut.

“Waduk Bade tidak akan kering. Ya petani masih bisa memperoleh air dari waduk. Mereka bisa saling membantu. Petani yang punya pompa bisa meminjamkan atau menyewakan kepada petani lain yang membutuhkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya