SOLOPOS.COM - Warga antre mendapatkan bantuan air bersih dari Harian Umum Solopos, di Balai Desa Sangup, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (10/9/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kekeringan Boyolali, Pemdes Jemowo mengalokasikan dana desa untuk pembelian air bersih.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Desa (Pemdes) Jemowo, Kecamatan Musuk, Boyolali, mengalokasikan sebagian dana desa untuk penanggulangan bencana kekeringan di wilayah tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagian dana desa dipakai untuk membeli air bersih. Kepala Desa Jemowo, Untung Widodo, menjelaskan semestinya dana desa dialokasikan untuk program-program yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas desa.

Namun, saat ini ada 6.000-an warga Jemowo yang mengalami krisis air bersih. Bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali juga sangat terbatas.

Data yang diterima Solopos.com, bantuan air bersih dari Pemkab yakni dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Boyolali baru 10 tangki dan bantuan dari PMI sebanyak 4 tangki.

“Bantuan itu sangat tidak proporsional dengan kebutuhan warga kami. 6.000 orang enggak punya air selama berbulan-bulan. Oleh karena itu, kami coba alokasikan sebagian dana desa untuk kebutuhan tersebut,” kata Untung, kepada Solopos,com, Sabtu (19/9/2015).

Total dana desa diterima Desa Jemowo tahun ini sekitar Rp200 juta. Dari dana desa tahap pertama, sekitar Rp57 juta dialokasikan untuk membeli air bersih.

Dengan anggaran itu, Jemowo bisa menyediakan 475 tangki air bersih yang diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan seluruh warga selama menunggu turunnya hujan.

“Ada 55 RT. Tiap RT nanti kami kasih air bersih, misalnya satu tangki setiap pekan atau setiap dua pekan. Satu tangki air harganya sudah Rp120.000, jadi anggaran yang kami alokasikan cukup banyak,” papar dia.

Untung mengklaim pengalokasian dana desa untuk membeli air bersih sudah melalui konsultasi dengan Bagian Pemdes Setda Boyolali.

“Diperbolehkan, tidak masalah.”

Kades Lanjaran, Darta, belum memikirkan penggunaan dana desa untuk penyediaan air bersih bagi 2.000-an warga Lanjaran yang mengalami kekeringan. Dana desa senilai Rp200-an juta tetap diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur jalan.

Untuk mengatasi kekeringan Desa Lanjaran meminta pemerintah segera merealisasikan pembangunan embung.

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali mengusulkan pembangunan 20 embung melalui APBN dengan nilai anggaran Rp40 miliar.

Embung tersebut akan dibangun di desa-desa yang masuk peta rawan kekeringan.

“Kami minta dibuatkan empat embung. Kami sudah sediakan tanah kas desa seluas 1 hektare untuk pembangunan embung,” kata Darta, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela penyerahan bantuan air bersih dari Pengurus OSIS dan Wali Murid Sekolah Al Azhar Solo Baru, Sukoharjo, Sabtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya