SOLOPOS.COM - Warga antre mendapatkan bantuan air bersih dari Harian Umum Solopos, di Balai Desa Sangup, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (10/9/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kekeringan Boyolali, Pemkab Boyolali belum menyalurkan bantuan air bersih di 10 desa.

Solopos.com, BOYOLALI–10 desa di empat kecamatan di Boyolali belum mendapatkan bantuan air bersih selama musim kekeringan tahun ini.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Data yang diperoleh Solopos.com di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, sepuluh desa yang belum mendapatkan bantuan air bersih adalah Desa Keposong, Kecamatan Musuk; Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro; Desa Kadipaten, Pelemrejo, Kedungdowo, Pakang, Pakel, dan Beji, Kecamatan Andong, serta Desa Dologan dan Bangkok Kecamatan Karanggede.

Bantuan air bersih masih fokus ke wilayah-wilayah yang benar-benar darurat air bersih, seperti di 12 desa di Musuk, 13 desa di Wonosegoro, delapan desa di Kemusu, dan enam desa di Juwangi.

Seperti diketahui, bencana kekeringan tahun ini meluas. Dari 44 desa yang masuk peta rawan kekeringan, jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih ke pemerintah mencapai 48 desa termasuk enam desa di Andong dan dua desa di Karanggede.

Selain itu, ada beberapa wilayah yang tidak masuk peta rawan kering tetapi mendapat bantuan air bersih dari pengusaha melalui PMI. Seperti tiga desa di Cepogo dan Kelurahan Siswodipuran Boyolali Kota. “Bantuan air itu diberikan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di fasilitas umum seperti masjid dan sekolah,” kata Kepala BPBD Boyolali, Nur Khamdani, saat ditemui Solopos.com di sela-sela penyerahan bantuan 120 tangki air bersih dari BRI Boyolali, Rabu (16/9/2015).

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menyatakan status siaga keadaan darurat  bencana kekeringan  di Boyolali diperpanjang hingga 31 Oktober 2015. Status siaga keadaan darurat kekeringan sebelumnya hanya berlaku mulai tanggal 1 Juli hingga 31 September 2015.

“Kebetulan tahun ini BPBD dapat dana siap pakai dari BNPB senilai Rp217 juta untuk pipanisasi, penampungan air bersih, dropping air bersih, dan pembuatan posko induk dan posko lapangan,” imbuh Kabid Kedaruratan BPBD Boyolali, Purwanto.

Dari dana itu, ada Rp41 juta yang disiapkan sebagai dana cadangan jika dana dari APBD untuk bencana kekeringan tidak mencukupi. APBD tahun ini hanya menyediakan anggaran Rp105 juta untuk penanganan bencana air bersih.

Kasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Wonosegoro, Dwi Wulansih Djoko Sutardjo, menjelaskan Desa Repaking sebelumnya tidak masuk sebagai wilayah rawan kekeringan. Namun, akibat kerusakan seluruh jaringan air dari program Pamsimas, tahun ini warga di Desa Repaking kesulitan mendapatkan air bersih.

Menurut Camat Kemusu, Harsito, bantuan air di wilayah Kemusu sudah mencapai lebih dari 46 tangki yang bersumber dari PMI, Bakorwil II Surakarta, dan Bagian Kesra Boyolali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya