Kekeringan Boyolali menyebabkan beberapa sumur warga mengering.
Solopos.com, BOYOLALI — Sejumlah sumur milik warga Desa Ngaru-aru, Banyudono mengering akibat musim kemarau. Warga mulai memanfaatkan air sungai dan irigasi untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Salah seorang warga Siti Mahmudah, mengatakan sumur bor miliknya sudah dua bulan terakhir tidak mengeluarkan air dan kering. Sumur bor itu setiap hari dimanfaatkan untuk minum dan MCK sebanyak enam orang anggota keluarga.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
“Setiap musim kemarau daerah Ngaru-aru selalu kesulitan air. Warga harus menempuh jalan sekitar satu kilometer untuk mendapatkan air dari desa lain,” ujar Mahmudah saat ditemui Solopos.com di sela mencuci baju di saluran irigasi Desa Dukuh, Banyudono, Minggu (11/10/2015).
Mahmudah mengatakan setiap hari dirinya bersama belasan warga ke Desa Dukuh untuk mencuci baju. Lokasi mencuci baju berada di saluran irigasi pertanian yang sumber airnya dari Umbul Pengging.
Selain itu, warga juga memanfaatkan air sungai untuk mencuci baju. “Warga tidak peduli air itu bersih atau tidak yang jelas bisa dimanfaatkan untuk mencuci baju,” kata Mahmudah.
Dia mengaku sebagai warga miskin tidak mampu membeli air bersih. Ia berharap ada bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali selama musim kemarau.
Hal senada juga disampaikan warga lain, Sukarni. Menurut dia, sumur dalam miliknya airnya keruh akibat musim kemarau panjang. Untuk MCK memilih di sungai atau di saluran irigasi. Untuk air minum membeli air isi ulang.
“Setiap pagi dan sore warga bersama-sama pergi ke Umbul Pengging untuk mencuci baju dan mandi. Mengeringnya sungai milik warga sudah dilaporkan ke pihak desa dengan harapan diberikan bantuan air bersih,” kata dia.