SOLOPOS.COM - Kantor PDAM Boyolali (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Kekeringan Boyolali membuat suplai air PDAM berkurang.

Solopos.com, BOYOLALI — Musim kemarau mulai berdampak pada penurunan debit air milik Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut Direktur PUDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, debit suplai bahan baku air PUDAM saat ini sudah susut 30%. Dampaknya, air yang mengalir ke pelanggan juga mulai terganggu. PUDAM mulai banyak menerima komplain dari pelanggan.

“Kalau ada komplain tetap kami terima. Mau bagaimana lagi sekarang memang debit air dari sumber air baku seperti dari embung, Waduk Kedung Ombo [WKO], umbul Tlatar, sudah mulai berkurang,” kata Cahyo, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (2/8).

Dari pantauan PUDAM, pelanggan yang mulai terganggu dengan kekeringan antara lain pelanggan di Kecamatan Musuk, Klego, Andong, dan Ampel. Dari 43.000 sambungan rumah (SR) atau pelanggan PUDAM saat ini, setidaknya sudah ada 10.000 pelanggan yang pelayanan air bersih mulai terganggu. Di wilayah tersebut, aliran air dari PUDAM sudah mulai digilir. Pelanggan rata-rata hanya mendapat aliran air dari PUDAM selama 6 jam/hari.

“Namun demikian kami sudah memberitahukan ke pelanggan. Memang kalau kemarau begini, mau tidak mau harus digilir, pagi, siang, atau sore,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya