SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Dok)

Kekeringan Klaten berimbas pada maraknya pengambilan air menggunakan truk tangki di sumur Kadilaju, Karangnongko.

Solopos.com, KLATEN – Belasan truk tangki saban hari mendatangi sumur air di Dukuh Kadilaju, Desa Kadilaju, Karangnongko, Klaten, ketika kemarau tiba.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pengambilan air guna melayani pembelian air bersih warga di Kecamatan Kemalang yang mengalami krisis air bersih. Saking seringnya intensitas truk mendatangi sumur, air di sumber Kadilaju kian menyusut.

Salah satu sopir truk tangki, Suyatno, mengatakan selama dua bulan terakhir ia mengambil air dari sumber dengan kedalaman sekitar 3 meter tersebut.

Dalam sehari, ia bisa bolak-balik hingga tujuh kali melayani pesanan pembelian air bersih seharga Rp130.000/tangki bagi warga di wilayah Kaliwuluh, Desa Sidorejo, Kemalang.

Suyatno mengatakan selama sebulan terakhir air yang ada di sumber tersebut terus menyusut. Tak jarang, para sopir yang melakukan pengambilan air bersih harus menanti sumur dipenuhi air.

“Ketika air yang ada di dalam sumur habis atau mengering, kami harus menunggu sekitar 30 menit sampai sumurnya penuh. Setelah itu baru bisa mengambil air. Kalau sudah seperti itu, yang antre mau ambil air jadi panjang,” urai dia saat ditemui di sekitar Sumber Kadilaju, Jumat (28/8/2015).

Dia menjelaskan sumur yang ada di dukuh itu merupakan sumber air terdekat untuk melayani pembelian air bersih bagi warga di desanya.

Biaya bahan bakar minyak (BBM) bakal membengkak jika harus mencari air dari sumber lainnya. “Ya lebih baik mengambil air di sini meski harus menunggu air sumur penuh,” jelasnya.

Salah satu warga Kadilaju, Ade, 40, mengatakan penyusutan air sudah terjadi lebih dari satu bulan terakhir. Kondisi itu kerap terjadi ketika kemarau tiba atau saat truk-truk tangki mendatangi sumur.

“Sudah dua bulan ini air yang ada di sumur menyusut. Sebelumnya air di sumur sampai penuh. Selain karena banyak yang ambil air, kemungkinan juga karena debit yang keluar mengecil akibat kemarau,” katanya.

Pada kemarau ini, sekitar 14 truk saban harinya mengambil air dari sumur. Tak hanya sekali, satu truk bisa melakukan pengambilan air hingga tujuh kali.

“Kalau mengambil air itu bisa sampai malam hari. Yang jelas ada sekitar 14 truk tangki yang setiap harinya mendatangi sumur. Daerah sini ramai didatangi truk karena sumber air yang paling dekat dari Kemalang,” urai dia.

Ade menerangkan setiap pengambilan air dari sumur, sopir truk ditarik retribusi Rp10.000. Dana itu masuk ke kas desa guna pembangunan jalan yang dilintasi truk tangki selama kemarau tiba.

“Kalau tidak seperti itu nanti jalan desa yang rusak. Ya kami hanya berharap pada kemarau panjang ini air yang ada di sumur tidak mengering. Karena ini salah satu sumber air yang diandalkan. Sumber-sumber lainnya sudah mengering setelah gempa beberapa tahun lalu,” kata Ade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya