SOLOPOS.COM - Tanaman padi terancam mati akibat kekeringan di persawahan Desa Menuran, Baki, Sukoharjo. Kamis (24/8/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kekeringan akibat musim kemarau masih melanda Kabupaten Sukoharjo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukohajo mencatat hingga Minggu (1/10/2023) sedikitnya air bersih sebanyak 343 tangki atau 1.596.000 liter telah didistribusikan ke 16 desa di tiga kecamatan yakni Tawangsari, Weru, dan Nguter.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Sukoharjo, mulai akhir Oktober ini. Sementara awal musim hujan secara bertahap akan dimulai awal November 2023 mendatang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, membeberkan jumlah warga terdampak masih sama dengan data akhir September lalu, yakni 2.838 keluarga. Mereka tersebar di 40 dukuh di 16 desa.

“Jumlah desa dan warga terdampak masih sama dengan data terakhir pada Rabu (27/9/2023), ada 10.327 jiwa yang terdampak,” papar Ariyanto pada Solopos.com, Rabu (4/10/2023).

Ariyanto membeberkan sejak Juli 2023, kondisi panas telah berdampak pada wilayah di tiga kecamatan tersebut. BPBD terus melakukan penyaluran bantuan air untuk warga yang membutuhkan secara bergantian sesuai jadwal dan kesiapan mobil pengangkut air.

Sementara BMKG memprediksi hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia pada November nanti karena keragaman iklim. Dalam situ resminya, BMKG juga membeberkan puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari-Februari 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan berdasarkan analisis data dari satelit terkini, pada Oktober intensitas fenomena El Nino belum menurun. Fenomena tersebut diprediksi terus bertahan hingga tahun depan, sekitar. Level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada Februari-Maret 2024.

“Pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada November,” imbuhnya.

Ia pun mewanti-wanti masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran lantaran kemarau kering masih belum berakhir.

Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo menyebutkan hingga September 2023 ada sekitar 279 kejadian kebakaran di Kabupaten Jamu, sebutan Sukoharjo.

Kebakaran terus meningkat drastis sejak Juni hingga September 2023. Pada Juni tercatat kejadian kebakaran sebanyak 34 kasus, padahal pada Mei hanya ada 14 kasus.

Pada Juli kasus kebakaran terus meningkat menjadi 55 kasus, Agustus 68 kasus, dan September menjadi yang paling banyak dengan 84 kasus. Lahan kosong hingga rumah warga menjadi objek yang sering terbakar.

Penyebab kebakaran pun berbeda-beda, terutamma kelalaian manusia hingga cuaca panas yang memperparah kondisi kebakaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya