Soloraya
Jumat, 21 Agustus 2020 - 19:35 WIB

Kekeringan Melanda, Warga Sumberlawang Sragen Berharap Bantuan Air Lebih Sering

Muh Khodiq Duhri  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen, mengantre mengambil air bersih bantuan dari BPBD Sragen, Jumat (21/8/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berharap bantuan air bersih bisa datang lebih intens. Hal ini karena dampak kekeringan salah satu dukuh di Sragen itu semakin dirasakan warga.

Wito Suwarno, warga Dukuh Kowang, RT 7C, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen, mengatakan sumur warga sudah kering dalam dua bulan terakhir. Warga terpaksa mengangsu di persawahan yang berjarak 2 km.

Advertisement

“Namun, kadang sumur di area persawahan itu juga mengering sehingga kami kembali kesulitan mendapat air bersih,” ujarnya saat ditemui wartawan saat mengambil bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen di lokasi, Jumat (21/8/2020).

Toilet Umum Canggih Berdinding Transparan Diresmikan di Jepang, Kelihatan Dong?

Bila sumur di area persawahan itu kering, lanjut Wito, warga harus membeli air. Warga harus merogoh kocek Rp60.000 untuk membeli 1.000 liter air.

Advertisement

Air sebanyak itu biasanya habis dipakai untuk kebutuhan selama 2-3 hari dan memberi minum ternak. Saat ini, sebagian sumur milik warga sekitar masih ada airnya.

Asin

Akan tetapi, air sumur itu tidak layak dikonsumsi karena berasa asin. Bahkan, hewan ternak pun tidak mau minum air dari sumur warga karena berasa asin di tengah kekeringan yang melanda warga Sragen saat ini.

“Karena asin, airnya paling dipakai untuk keperluan mandi dan mencuci. Kami tidak tahu mengapa air sumur terasa asin. Belum pernah ada penelitian. Biar itu petugas yang menelitinya,” papar Wito.

Advertisement

Wito mengakui bantuan air bersih baru datang setiap pekan. Padahal, bantuan air itu biasanya habis dalam waktut 2-3 hari. Dia berharap bantuan air bisa datang lebih intens sehingga kebutuhan air bersih bagi warga bisa tercukupi. “Kalau bisa bantuan air bisa datang dua kali dalam sepekan,” ucapnya.

Festival Aneh di Dunia: Lempar Kotoran Sapi hingga Bertema Penis

Sementara itu, anggota Satgas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sragen, Joko Ari Atmojo, mengakui sedianya bantuan air bersih bisa disalurkan dalam waktu empat hari sekali. Namun, meningkatnya jumlah permintaan dan keterbatasan jumlah truk tangki membuat penyaluran bantuan air bersih ke daerah tertentu menjadi lebih lama.

“Untuk mencukupi kebutuhan air bersih di desa-desa yang terdampak kekeringan, BPBD Sragen juga menjalin kerja sama dengan CSR. Kami mengimbau CSR menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang terdampak kekeringan. Kami menyediakan datanya. Mereka bisa datang dengan membawa tangki sendiri,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif