SOLOPOS.COM - Kondisi tanah sawah terlihat mengering dan retak-retak dampak musim kemarau di Desa Menuran, Baki, Sukoharjo. Kamis (24/8/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sekitar 8.002 jiwa yang tinggal di tiga kecamatan di Kabupaten Sukoharjo mengalami kesulitan air bersih di musim kemarau ini. Ketiga kecamatan tersebut yakni Weru, Bulu, serta Tawangsari.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan 8.002 jiwa itu terbagi dalam 2.194 keluarga. Pihaknya mencatat jumlah wilayah yang mengalami krisis air bersih terus bertambah. Hingga Senin (11/9/2023), ada 12 desa dari tiga kecamatan tersebut yang kekurangan air bersih.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kini warga di sana menggantungkan kebutuhan air bersih harian mereka dari bantuan yang datang baik dari pemkab maupun pihak swasta. Bagi yang kondisi ekonominya baik, mereka bisa membeli air bersih.

Warga tak bisa lagi mengandalkan sumur atau sumber air lain yang telah mengering. Kalaupun masih berair, baru bisa diambil setiap dua tiga hari sekali. “Ada sumber air tapi sedikit sekali, jadi kurang. Sumber airnya hanya sesekali bisa diambil, dua atau tiga hari sekali baru bisa diambil. Ada juga beberapa yang mengering total,” kata Ariyanto, Selasa (12/9/2023).

Sementara itu, penyaluran bantuan air bersih ke daerah-daerah di Sukoharjo sejauh ini masih terkendala jumlah mobil pengangkut air yang terbatas. Saat ini air hanya ada empat unit mobil tangki yang bisa digunakan, dua di antaranya milik BPBD Sukoharjo, lainnya milik Palang Merah Indonesia (PMI) Sukoharjo. Masing-masing unit harus empat kali pulang pergi dropping air tiap harinya.

BPBD sudah mengajukan permohonan bantuan dropping air bersih ke beberapa pihak. Ariyanto mengakui musim kemarau kali ini lebih parah jika dibandingkan tahun lalu. Ia berharap dampak kekeringan tidak meluas ke kecamatan lain.

“Kalau dari tahun ke tahun ya tiga kecamatan itu yang terdampak. Kalau tahun lalu biasanya saat ini sudah selesai kemaraunya. Kali ini belum selesai, memanjang waktunya,” terangnya.

Air Bendungan Serbaguna Wonogiri Masih Aman

Perum Jasa Tirta (PJT) I telah memastikan kondisi dan kapasitas Bendungan Serbaguna Wonogiri saat ini dalam kondisi aman meski berada di tengah ancaman kekeringan. Debit air juga diklaim masih aman untuk pengoperasian turbin PLTA Wonogiri dan irigasi.

Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/1 PJT I, Fendri Ferdian, mengungkapkan suplai air untuk irigasi pertanian masih akan didukung oleh PJT I meski kekeringan diprediksi sampai Desember 2023. Pihaknya juga menunda penutupan pintu air Dam Colo yang semula sampai 30 September, diperpanjang hingga 15 Oktober 2023.

Bendungan irigasi Colo Barat dan Colo Timur mampu menyuplai 23.600 hektare lahan persawahan di beberapa daerah. Bendung Colo Barat biasanya menyuplai kawasan Wonogiri dan Klaten. Sementara Bendung Colo Timur mengairi persawahan di Sukoharjo, Karanganyar, Sragen hingga Ngawi.

Kepala Sub Divisi Humas dan Informasi Publik PJT I, Yulia Puspita, mengatakan pihaknya juga memberikan bantuan air bersih untuk masyarakat. Di sepanjang Wilayah Sungai Bengawan Solo, beberapa daerah telah disuplai air bersih, seperti Sragen, Ngawi dan Lamongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya