Soloraya
Minggu, 27 Mei 2012 - 15:00 WIB

KEKERINGAN Mulai Mengancam, Bupati Imbau Penghematan Air

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

WONOGIRI – Kekeringan yang mulai mengancam di wilayah Wonogiri selatan membuat Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, mengimbau warga untuk berhemat air. Pasalnya, kini telah memasuki musim kemarau dan wilayah Wonogiri selatan menjadi langganan setiap tahun untuk bencana kekeringan.
Advertisement

“Saya sudah menerima laporan tentang ancaman kekeringan di wilayah Wonogiri selatan. Bahkan, sudah ada warga yang mulai membeli air. Saya berharap di sejumlah wilayah yang menjadi langganan kekeringan tapi saat ini masih memiliki air, agar berhemat,” katanya.

Menurut Danar, menghemat air sama serupa dengan menghemat uang karena saat kemarau warga harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli air. Jika warga mau berhemat air, lanjut dia, maka pembelian air bisa ditunda lebih lama dan uang tidak segera habis untuk membeli air bersih.

Tapi, di sisi lain ia tetap menyiagakan jajarannya untuk melakukan antisipasi untuk bencana kekeringan. Ia meminta jajarannya untuk terus memantau dan melaporkan perkembangan kondisi warga di Wonogiri selatan.

Advertisement

“Sebagai antisipasi, kami juga meminta anggaran untuk persiapan pengiriman bantuan air. Seperti tangki air bersih milik pemkab dan dua tangki air yang merupakan bantuan dari Gubernur Jawa Tengah dalam waktu dekat ini,” ujarnya.

Selain itu, ia juga meminta jajarannya untuk menghubungi berbagai perusahaan terkait program Corporate Social Responsibility (CSR). Ia berharap perusahaan-perusahaan itu bersedia membantu warga Wonogiri melalui dana CSR untuk pengiriman air bersih ke wilayah selatan.

Danar menyatakan pengiriman bantuan air bersih itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah kekeringan. Sebab, hal utama penyebab kekeringan adalah keterbatasan sumber air. Ia berencana mengangkat air dari sungai bawah tanah yakni Sungai Banyu Tawa di Kecamatan Paranggupito. Sumber air itu diperkirakan memiliki debit 800 meter kubik per detik.

Advertisement

Tapi, saat ini pihaknya mengalami keterbatasan dana untuk merealisasikan rencana itu. Danar mengatakan sekitar enam bulan lalu, Pemkab telah menyurati pemerintah pusat agar ada bantuan dana untuk membangun jaringan air bersih. Tapi, hingga kini belum ada tanggapan. Maka, ia berencana mengirim surat lagi untuk mengingatkan pemerintah pusat terkait surat permohonan bantuan tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif