SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO-Puluhan hektare sawah di Kelurahan Kenep, Sukoharjo mengalami kekeringan menyusul kurangnya pasokan air irigasi akibat musim kemarau berkepanjagan.

Guna mengantisipasi kekeringan agar tanaman tidak mati, para petani harus menyedot air dari dalam tanah menggunakan pompa air.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Di Kelurahan Kenep saja dari sekitar 125 hektare sawah yang ditanami padi kirai-kira separuhnya harus nyedot air dari sumur. Karena air dari saluran irigasi yang berasal dari Dam Colo tidak mencukupi,” ujar Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kenep, Yanto, 52, ketika ditemui wartawan di Kenep, Sabtu (13/9/2014).

Menurut dia, minimnya persediaan air pada saluran irigasi di Kenep diduga akibat rusaknya saluran irigasi dari pintu IV Dam Colo Timur.

Jika dirunut saluran air dari Dam Colo itu banyak yang rusak sehingga air yang seharusnya bisa dinikmati para pertani di Kenep dan desa sebelah di Kriwen banyak yang hilang di tengah jalan.

Dikhawatirkan jika kebocorfan ini tidak segera ditanggulangi akan semakin memperparah keadaan. Sebab kebocoran air yang semakin tinggi akibat kerusakan saluran irigasi dinilai tak bisa dihindari sehingga merugikan para petani.

Dia mengungkapkan, akibat sulitnya mendapatkan air yang cukup untuk mengairi tanaman, sejumlah peteni ada yang memanen dini tanaman padi mereka.

“Padi saya kemarin juga saya panen sebelum waktunya, habis mau gimana lagi wong mencari air ya susah,” kata Yanto.

Ditanya apakah pihaknya tak melaporkan persoalan ini ke pihak yang berwenang, dia mengaku telah melaporkannya.
Namun kendati telah dilaporkannya beberapa waktu lalu, sampai sekarang belum ada perbaikan.

“Dulu memang pernah ada petugas yang melihat saluran irigasi di daerah Kelurahan Mandan. Tetapi saya tidak tahu apakah mereka akan memperbaiki atau hanya melihat saja,” ujar dia.

Ditemui terpisah salah seorang petani setempat Suyamto, 53, mengatakan para petani setempat yang mempunyai sawah berbatasan dengan Kelurahan Combongan juga mengalami problem yang lebih parah.

Sebab tanaman padi mereka juga banyak yang rusak akibat minimnya ketersediaan air. Kalau pun ada air, ujar dia, para petani harus menyedot dari sumber yang cukup jauh.

“Tanaman padi di Kenep yang terancam puso kira-kira ada 7,5 hekttare. Karena tanaman yang sekarang belum panen itu kondisinya sudah rusak cukup parah. Kalau pun panen mungkin hasilnya hanya separuh yang bisa dipetik,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya