Soloraya
Senin, 15 September 2014 - 05:10 WIB

KEKERINGAN SUKOHARJO : Sawah Kenep Kekeringan, Petani Panen Lebih Awal

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO-Puluhan hektare sawah di Kelurahan Kenep, Sukoharjo mengalami kekeringan menyusul kurangnya pasokan air irigasi akibat musim kemarau berkepanjagan.

Guna mengantisipasi kekeringan agar tanaman tidak mati, para petani harus menyedot air dari dalam tanah menggunakan pompa air.

Advertisement

“Di Kelurahan Kenep saja dari sekitar 125 hektare sawah yang ditanami padi kirai-kira separuhnya harus nyedot air dari sumur. Karena air dari saluran irigasi yang berasal dari Dam Colo tidak mencukupi,” ujar Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kenep, Yanto, 52, ketika ditemui wartawan di Kenep, Sabtu (13/9/2014).

Menurut dia, minimnya persediaan air pada saluran irigasi di Kenep diduga akibat rusaknya saluran irigasi dari pintu IV Dam Colo Timur.

Advertisement

Menurut dia, minimnya persediaan air pada saluran irigasi di Kenep diduga akibat rusaknya saluran irigasi dari pintu IV Dam Colo Timur.

Jika dirunut saluran air dari Dam Colo itu banyak yang rusak sehingga air yang seharusnya bisa dinikmati para pertani di Kenep dan desa sebelah di Kriwen banyak yang hilang di tengah jalan.

Dikhawatirkan jika kebocorfan ini tidak segera ditanggulangi akan semakin memperparah keadaan. Sebab kebocoran air yang semakin tinggi akibat kerusakan saluran irigasi dinilai tak bisa dihindari sehingga merugikan para petani.

Advertisement

“Padi saya kemarin juga saya panen sebelum waktunya, habis mau gimana lagi wong mencari air ya susah,” kata Yanto.

Ditanya apakah pihaknya tak melaporkan persoalan ini ke pihak yang berwenang, dia mengaku telah melaporkannya.
Namun kendati telah dilaporkannya beberapa waktu lalu, sampai sekarang belum ada perbaikan.

“Dulu memang pernah ada petugas yang melihat saluran irigasi di daerah Kelurahan Mandan. Tetapi saya tidak tahu apakah mereka akan memperbaiki atau hanya melihat saja,” ujar dia.

Advertisement

Ditemui terpisah salah seorang petani setempat Suyamto, 53, mengatakan para petani setempat yang mempunyai sawah berbatasan dengan Kelurahan Combongan juga mengalami problem yang lebih parah.

Sebab tanaman padi mereka juga banyak yang rusak akibat minimnya ketersediaan air. Kalau pun ada air, ujar dia, para petani harus menyedot dari sumber yang cukup jauh.

“Tanaman padi di Kenep yang terancam puso kira-kira ada 7,5 hekttare. Karena tanaman yang sekarang belum panen itu kondisinya sudah rusak cukup parah. Kalau pun panen mungkin hasilnya hanya separuh yang bisa dipetik,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif