Soloraya
Minggu, 16 Juli 2017 - 17:35 WIB

KEKERINGAN WONOGIRI : Pipanisasi Mandek, 4 Desa Pracimantoro Krisis Air Bersih Sejak Juni

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan Desa Gambirmanis, Pracimantoro, Wonogiri, dekat pipa yang mangkrak. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kekeringan Wonogiri, empat desa ke Kecamatan Pracimantoro mulai mengalami krisis air bersih.

Solopos.com, WONOGIRI — Ribuan warga empat desa di Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau ini karena dilanda kekeringan. Proyek peningkatan air bersih yang mandek tahun lalu diharapkan rampung tahun ini.

Advertisement

Air bersih yang akan dialirkan diyakini dapat menjadi solusi permanen. Camat Pracimantoro, Warsito, kepada Solopos.com, Minggu (16/7/2017), mengatakan warga di daerah kekeringan membeli air bersih sejak Juni lalu. (Baca juga: Ini Langkah Bupati Joko Sutopo Atasi Kekeringan Wilayah Selatan Wonogiri)

Mereka tersebar di Gambirmanis, Joho, sebagian kecil Petirsari, dan Watangrejo. Warga Gambirmanis dan Joho ada 3.000-3.500 keluarga. Warga Petirsari yang terdampak krisis air kurang lebih 200 keluarga dari total 2.500 keluarga di beberapa dusun.

Advertisement

Mereka tersebar di Gambirmanis, Joho, sebagian kecil Petirsari, dan Watangrejo. Warga Gambirmanis dan Joho ada 3.000-3.500 keluarga. Warga Petirsari yang terdampak krisis air kurang lebih 200 keluarga dari total 2.500 keluarga di beberapa dusun.

Sedangkan warga Watangrejo bernasib sama kurang lebih 50 keluarga yang bertempat di tiga dusun. “Saat kekeringan beban warga terdampak jadi tambah berat. Selain pemenuhan kebutuhan sehari-hari, warga juga harus memikirkan uang untuk membeli air bersih. Satu tangki harganya Rp150.000. Kalau keluarga besar, dua pekan air bersih sudah habis. Kalau kecil air habis paling lama sebulan,” kata dia.

Warsito melanjutkan empat desa tersebut kekeringan tiap kemarau. Sebelumnya jauh lebih banyak desa yang mengalami musibah. Namun, seiring adanya pembangunan jaringan air bersih, warga di beberapa desa tak kekeringan lagi.

Advertisement

Setelah ditampung air dialirkan ke dusun-dusun. Hanya beberapa dusun yang belum teraliri. Rencananya air juga dialirkan ke dusun tersebut.

“Dulu di Glinggang, Gebangharjo, dan Gedong juga kekeringan. Sejak ada sumur dalam masalah teratasi. Hanya sebagian sangat kecil yang masih kesulitan air bersih,” imbuh Warsito.

Dia berharap proyek peningkatan air bersih yang mandek tahun lalu secepatnya dilanjutkan hingga rampung. Dia meyakini proyek itu bisa menjadi solusi permanen bagi warga di seluruh desa di Pracimantoro yang terdampak kekeringan hingga sekarang. “Sampai sekarang belum ada tanda-tanda proyek dilanjutkan,” ucap dia.

Advertisement

Proyek peningkatan air bersih senilai Rp4,5 miliar dari dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tahun lalu tak rampung. Capaiannya kurang dari separuh. Rencananya proyek dilanjut tahun ini.

Kepala Desa Gambirmanis, Sunardi, mengatakan warga desa sudah belasan tahun menghadapi kekeringan tahunan. Saat musibah melanda dia harus mencari bantuan air bersih ke banyak pihak, seperti ke perorangan, toko-toko, lembaga lintas agama, hingga institusi pemerintah.

Jika mendapat bantuan warga harus berhemat. Contohnya, mandi dengan hanya air satu ember kecil. Saat hadapi musibah warga miskin lebih menderita karena tidak mampu membeli air bersih.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif