SOLOPOS.COM - Romo memimpin misa masuk peti untuk jenazah dokter Lo Siauw Ging di Ruang E Rumah Duka Thiong Ting, Solo, Selasa (9/1/2024). Profil dokter Lo bisa menjadi inspirasi bagi semua orang dari sikap kedermawanan terhadap semua orang. (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Dokter dermawan asal Solo, Dokter Lo Siauw Ging atau dikenal Dokter Lo, 89, meninggal dunia di RS Kasih Ibu Solo, Selasa (9/1/2024). Profil dokter Lo bisa menjadi inspirasi bagi semua orang dalam membantu sesama.

Dokter Lo lahir di Magelang, 16 Agustus 1934 ini dikenal sangat dermawan kepada semua orang, terutama kaum papa yang ingin mengakses kesehatan. Selain menggratiskan jasa dokter, dokter Lo bahkan memberikan obat gratis kepada pasien. Tak jarang, dokter Lo tidak mau dibayar dengan alasan kemanusiaan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Profil dokter Lo yang sangat dermawan ini diakui Wakil Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Surakarta Sumartono Hadinoto. Bahkan Martono, sapaan akrab Sumartono, mengaku selalu berobat ke dokter Lo hingga empat generasi, yakni dari orang tuanya hingga cucu Martono.

“Dokter Lo selalu bilang dan satu hal yang saya ingat. Kalau mau kaya jangan jadi dokter, jadi pebisnis itu pesan ayahnya, karena dokter itu tugasnya menyehatkan orang sakit bukan mencari uang,” ujar Martono, Selasa (9/1/2024).

Pesan dokter Lo itu yang diteruskan Martono kepada para dokter. Apabila menempuh pendidikan dengan mengambil program studi dokter maka niatnya berbagi dan melayani orang sakit.

Dengan profil dokter Lo yang sangat dermawan dan jiwa sosial yang baik itu, bahkan saat kerusuhan Mei 1998 itu menjadi bukti atas kedermawanan dokter Lo.

Menurut Martono, saking dikenal baik oleh masyarakat luas, rumah dokter Lo dijaga warga setempat pada kerusuhan Mei 1998. Tidak ada orang yang berani menyentuh rumah dokter Lo berkat penjagaan warga tersebut.

“Ada orang yang sakit diobati lalu dibelikan obat kalau pasiennya gak punya uang,” paparnya.

Sementara, profil dokter Lo lainnya, selain berpraktik di rumahnya di kawasan Purwodiningratan, Jebres, dokter Lo juga berkarier di RS Kasih Ibu. Dokter Lo menjadi direktur dari 1981 hingga 2004. Sebuah perjalanan yang panjang meniti karier di dunia kesehatan. Tak hanya itu, profil dokter Lo juga menjadi salah satu tim medis di RS dr Oen Kandang Sapi Solo.

Martono menjelaskan kali terakhir bertemu dengan dokter Lo di Rumah Sakit Kasih Ibu kira kira satu bulan lalu. Dokter Lo berpesan kepada Martono untuk pemakamannya dilakukan sederhana apabila sudah tutup usia.

“Terakhir sebulan lalu tak tengok. Beliau bilang kalau aku [dokter Lo] dipanggil Tuhan dipilihkan peti putih, diatur sederhana. Dia gak mau mewah,” ujarya

Sementara, Manajer Humas dan Pemasaran RS Kasih Ibu Solo, Divan Fernandes Lienardi, menjelaskan dokter Lo merupakan seorang dokter umum di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo. Lo berada di puncak karier dengan menjadi direktur Rumah Sakit Kasih Ibu 1981 sampai 2004.

“Setelah itu masih berpraktek karena semangat beliau melayani meskipun sudah sepuh ingin praktik. Selain di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo di rumah masih praktek,” kata dia dihubungi Solopos.com, Selasa (9/1/2024).

Divan menjelaskan kali terakhir dokter Lo melayani praktik sebelum pandemi Covid-19. Saat pandemi Covid-19, kondisi kesehatan dokter Lo terganggu dan menjalani rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo.

“Para dokter di Rumah Sakit Kasih Ibu melihat sosok beliau sebagai panutan dalam dedikasi melayani pasien tanpa memandang status sosial ekonomi. Jadi beliau sangat menginspirasi dalam memberikan pelayanan,” ujar Divan.

Catatan Solopos.com, Lo Siauw Ging mendapat Mahakarya Kebudayaan Bidang Kesehatan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) atas pengabdian sebagai dokter yang mengutamakan kemanusiaan tanpa memungut biaya pelayanan kesehatan kepada kaum papa.

Piagam Mahakarya Kebudayaan Bidang Kesehatan disampaikan oleh perwakilan Muri, Mayor Haristanto kepada Lo disaksikan pendiri Muri, Jaya Suprana dan wartawan via Zoom, Kamis Kamis (10/9/2020) siang. Lo semringah menerima piagam tersebut.

Jaya Suprana, menjelaskan para penerima anugerah Muri mendapatkan kehormatan saat menerima piagam. Namun penyerahan piagam kali ini justru Muri lah yang menerima penghormatan mewakili bangsa Indonesia ketika menyerahkan piagam kepada Lo.

“Dr Lo mengamalkan Pancasila dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. Semoga pengabidan dokter yang mengutakaman kemanusaiaan dengan tidak memungut biaya layanan kesehatan kepada kaum miskin menjadi suri teladan bagi seluruh bangsa Indonesia,” katanya.

Sementara itu, profil dokter Lo yang perlu menjadi perhatian adalah peran istrinya Gan May Kwee yang mendukungnya selama melakukan pelayanan kesehatan. Pengabdian yang telah dilakukan dapat ditiru semua dokter.

“Untuk teman dokter. Khususnya para dokter muda. Bagaimanapun jadi dokter tidak akan mati kelaparan. Jadi saya yakin kalau bekerja sosial bisa dilakukan semua orang,” kata dokter Lo, waktu itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya