Soloraya
Kamis, 5 Desember 2013 - 06:40 WIB

KELANGKAAN ELPIJI : Hiswana Migas dan Pertamina Gelar Operasi Pasar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berdatangan untuk membeli elpiji 3 kilogram di Kantor Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Rabu (4/12/2013). Saat itu Hiswana Migas Soloraya yang bekerja sama dengan PT. Pertamina mengadakan operasi pasar karena terjadi kelangkaan stok di wilayah itu. (JIBI/Solopos/Ayu Abriyani KP)

Solopos.com, KLATEN—Hiswana Migas Soloraya bekerja sama dengan Pertamina menggelar operasi pasar (OP) di wilayah Kecamatan Klaten Utara, Rabu (4/12/2013). OP tersebut diadakan di Kelurahan Bareng Lor dan Karanganom untuk menindaklanjuti kekurangan elpiji 3 kilogram (kg).

Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Klaten, Pri Harsanto, mengatakan OP tersebut ada 1.120 tabung elpiji 3 kg yang dijual murah ke warga seharga Rp13.000/tabung.

Advertisement

“Setelah ada informasi kekurangan dari wilayah, kami berkoordinasi dengan Hiswana Migas. Kemudian ditindaklanjuti Pertamina dengan OP untuk mencukupi kebutuhan masyarakat,” katanya kepada solopos.com, Rabu.

Ia menambahkan selain OP, juga ada penambahan fakultatif sebesar 50% dari alokasi harian atau sekitar 11.102 tabung pada Jumat (6/12). Sedangkan pada Desember ada ada tambahan fakultatif sebesar 200% dari alokasi harian atau sebanyak 44.410 tabung. Jumlah itu akan didistribusikan pada 22 Desember dan 29 Desember 2013 yang tersebar di 26 kecamatan.

“Namun, dari pantauan kami di lapangan, dikhawatirkan masih ada kelangkaan pada awal bulan dan pertengahan. Maka, pada awal Desember ini, kami berupaya meminta tambahan fakultatif ke PT Pertamina sebesar 200% dari alokasi harian. Jadi, total tambahan fakultatif elpiji 3 kg untuk Klaten sekitar 400% dari alokasi harian,” tuturnya.

Advertisement

Sementara, Kepala Bidang Elpiji 3 Kg Hiswana Migas Soloraya, Budi Prasetyo, membenarkan adanya OP tersebut di Klaten. Menurutnya, kelangkaan elpiji 3 kg disebabkan maraknya jumlah pengecer sehingga berpengaruh pada berkurangnya pasokan.

Sebab, lanjut dia, kemungkinan untuk menimbun elpiji di kalangan pengecer bisa terjadi.
Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena pengawasan yang ia lakukan hanya pada agen dan pangkalan. “Pengawasan kami tidak sampai ke pengecer karena belum ada aturan untuk itu. Jadi, pengawasan kami di tingkat agen hingga pangkalan. Tapi, kami tetap berupaya mengantisipasinya dengan sosialisasi ke pangkalan.

Sementara ini, untuk mencukupi kekurangan di daerah, dilakukan dengan OP,” katanya saat dihubungi solopos.com, Rabu. Pantauan solopos.com di Kelurahan Bareng Lor, puluhan orang berdatangan untuk membeli elpiji 3 kg dengan membawa fotokopi kartu tanda penduduk (KTP). Masing-masing warga boleh membeli dua tabung elpiji 3 kg dengan harga Rp13.000/tabung.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif