SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN–Kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram (Kg) di wilayah Klaten membuat pengecer tidak kehabisan akal. Mereka nekat mencari elpiji dari luar kabupaten untuk dijual lagi kepada masyarakat Klaten.

Salah satu pengecer di Delanggu yang enggan disebutkan namanya mengatakan hal itu dilakukan untuk memenuhi permintaan masyarakat yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, Rabu (13/11/2013), dirinya mencari gas di wilayah Boyolali untuk dijual lagi ke masyarakat di kawasan Delanggu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Elpiji ini dari Boyolali, mau dijual ke Delanggu. Mau bagaimana lagi, soalnya permintaan banyak. Jadi, harus saya usahakan dapat,” ungkapnya saat ditemui solopos.com di Polanharjo, Rabu. Dirinya mendapatkan 10 tabung elpiji 3 Kg dengan segel berwarna abu-abu. Dia mengaku baru beberapa hari terakhir ini mencari gas dari luar Klaten.

Dalam kondisi normal, biasanya dia memperoleh kiriman 15-20 tabung/ hari. Namun, selama sekitar sebulan terakhir dirinya hanya mendapatkan 5-10 tabung/ hari. “Sekarang langka karena kirimannya dikurangi,” keluhnya.

Dia mengaku tidak mengetahui adanya larangan gas dari luar yang diperjual belikan di Klaten. “Tidak tahu kalau dilarang, yang penting bisa memenuhi kebutuhan warga. Lha gas saja kami kekurangan terus,” katanya.

Sementara, di Besole, Ceper, warga masih merasakan kesulitan mendapatkan elpiji 3 Kg. Salah satu warga Besole, Ceper, Wiwin, mengaku pernah tidak mendapatkan gas. “Mencari elpiji 3 Kg itu sulit sekarang, bahkan pernah seharian itu saya beli lauk karena tidak mendapatkan gas. Rugi sekali karena harus mengeluarkan uang banyak,” katanya kepada solopos.com di Besole, Ceper, Rabu.


Rembesan Tabung Dilarang

Sementara, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setda Klaten, Pri Harsanto, menegaskan perdagangan tabung elpiji 3 Kg dari luar daerah atau sering disebut dengan rembesan itu sangat dilarang. “Sanksi kepada pelaku yang tertangkap tangan oleh PT. Pertamina akan dikurangi jatahnya sejumlah tabung rembesan,” jelasnya saat dihubungi solopos.com, Rabu.

Lebih lanjut, Pri Harsanto, mengatakan kelangkaan gas tersebut di antaranya disebabkan banyak masyarakat yang beralih dari pemakai kayu bakar ke elpiji 3 KG. Selain itu, juga ada indikasi tren konsumen elpiji 12 Kg & 50 Kg yang beralih ke elpiji 3 Kg,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk mengetahui kondisi riil tabung gas elpiji 3 Kg, tim gabungan yang terdiri atas Bagian Perekonomian Setda Klaten, Cecker PT. Pertamina dan Paguyuban agen elpiji 3 Kg Klaten menggelar sidak di sejumlah pangkalan dan pengecer di Klaten.

Tempat yang disidak, di antaranya di sejumlah penjual elpiji 3 Kg di Klaten Utara, Juwiring, Ceper, Cawas & Jatinom. Wilayah itu diduga menjadi tempat yang paling banyak mengalami kelangkaan. Pada Selasa kemarin, pihaknya telah mengirimkan surat yang berisi permintaan penambahan fakultatif 200% pada November ini kepada PT. Pertamina. Hal itu dilakukan untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi di Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya