SOLOPOS.COM - KENAIKAN GAS ELPIJI 12 KG Pekerja menata tumpukan gas elpiji 12 kg di salah satu agen di Jakarta, Selasa (2/1). Untuk menekan kerugian bisnis elpiji 12 kg yang mencapai rata-rata Rp6 triliun per tahun, Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp3.959 per kg atau 68% menjadi Rp117.708 per tabung setelah harga sebelumnya Rp70.200 per kg.

Solopos.com, SOLO—Harga elpiji 12 kilogram (kg) di Solo naik 60% atau sekitar Rp132.000 per tabung dari harga sebelumnya Rp82.000 per tabung. Hal tersebut dinilai akan memicu migrasi konsumen dari elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg.

Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 12 kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo, Tin Suprapto, mengatakan harga tersebut merupakan kesepakatan dari 15 agen elpiji 12 kg di Solo. Penentuan harga eceran tersebut memperhitungkan biaya transportasi dan pengisian tabung yang dibebankan kepada agen. Harga eceran tersebut menurut Tin juga sudah termasuk ongkos kirim.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dia mengatakan pada awal Desember lalu sudah ada kenaikan harga elpiji 12 kg dari Rp75.000 per tabung menjadi Rp82.000 per tabung. Namun hal tersebut tidak memberikan dampak karena kenaikan harga tidak terlalu.

“Kenaikan harga mencapai 60% tersebut dipastikan menyebabkan migrasi konsumen elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg,” ungkap Tin saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (2/1).

Namun dia mengaku tidak bisa memprediksi besarnya migrasi konsumen. Menurut dia, migrasi tersebut baru bisa diketahui sekitar sepekan ke depan. Tin juga mengaku pada Kamis, pasokan aman dan belum terlihat adanya tanda-tanda pengurangan konsumsi dari masyarakat. Hal ini karena hingga sekitar pukul 12.00 WIB, pihaknya tetap bisa menjual 15-20 tabung elpiji 12 kg.

Dia juga menuturkan sebelumnya saat harga elpiji 50 kg naik menjadi Rp803.500, banyak yang beralih ke elpiji 12 kg. Oleh karena itu, diharapkan setelah ada kenaikan harga, pelaku kuliner khususnya dari kalangan perhotelan akan kembali ke elpiji 50 kg karena elpiji 12 kg diperuntukan untuk rumah tangga. Tin juga mengaku membuat surat pemeritahuan terkait kenaikan harga ke pelanggan.

Salah satu pengecer di wilayah Karanganyar yang enggan disebut namanya, mengaku menjual elpiji 12 kg senilai Rp142.000 karena mendapat pasokan dari agen senilai Rp135.000 per tabung. Kabid Elpiji 3 kg Hiswana Migas Solo, Budi Prasetya, menuturkan meski pihaknya juga memprediksi akan ada migrasi konsumen tapi tidak bisa berbuat banyak. Penambahan alokasi pun tidak bisa dilakukan karena alokasi ditentukan oleh pemerintah daerah (gubernur). Dia menilai perpindahan dari kalangan rumah tangga tidak signifikan tapi migrasi dari rumah makan yang akan banyak.

Sementara itu, Assiten Manajer External Relation Marketing PT Pertamina Region Jateng-DIY, Robert MV, menyampaikan pihaknya akan menerapkan Sistem Monitoring Elpiji 3 kg (Simolek) untuk mengerem migrasi konsumen. Simolek sudah mulai dikenalkan pada 2013 lalu tapi Robert menuturkan penerapannya belum maksimal. Oleh karena itu, pada tahun ini akan diterapkan 100% untuk seluruh wilayah.

Melalui Simolek tersebut, agen dan pangkalan diminta untuk mencatat data pelanggan aktif, yakni konsumen dan pengecer. Selain itu, pihaknya berharap pemerintah membantu sosialisasi kepada masyarakat untuk tetap menggunakan elpiji 12 kg.

“Migrasi [konsumen elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg] tidak bisa dicegah jadi kami berusaha untuk meminimalisir. Oleh karena itu, awal tahun ini kami tidak akan menambah pangkalan baru,” tuturnya kepada Espos.

Lebih lanjut, Robert mengatakan tidak ada tambahan kuota pada bulan ini. Kuota Januari tahun ini sama dengan kuota Januari tahun lalu. Hal ini karena Gubernur Jateng belum mengajukan kuota baru untuk 2014. Menurut dia, kuota 2014 baru akan diajukan pada Februari atau Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya