SOLOPOS.COM - Elpiji 3 kg (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Naiknya harga elpiji tabung 12 kg mulai 1 Januari 2014 membuat pemilik warung makan di Klaten beralih ke elpiji tabung 3 kg. Sebab, naiknya harga elpiji tersebut mencapai 50% atau di kalangan masyarakat mencapai Rp140.000/tabung.

Seperti yang diungkapkan Sudar, 47, salah satu pemilik warung makan di wilayah Kecamatan Klaten Selatan, Jumat (3/1/2014). Ia yang biasanya membeli elpiji tabung 12 kg seharga Rp90.000/tabung, kaget setelah membeli elpiji tersebut dengan harga Rp140.000/tabung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Sepekan lalu, saya membeli elpiji tabung 12 kg seharga Rp90.000/tabung, tetapi hari ini jadi Rp140.000/tabung. Ya saya kaget karena harganya tinggi sekali. Kalau naiknya hanya Rp10.000/tabung saja tidak masalah. Lha ini naiknya Rp50.000/tabung,” katanya saat ditemui wartawan di warung miliknya, Jumat.

Ia pun berencana beralih ke elpiji tabung 3 kg untuk menghemat pengeluaran. Menurutnya, jika menggunakan elpiji tabung 3 kg bisa menghemat pengeluaran sekitar Rp150.000 setiap pekannya. Sebab, ia enggan menaikkan harga makanan yang dijual karena khawatir berkurangnya jumlah pembeli.

“Kalau harganya seperti ini ya nanti pindah elpiji tabung 3 kg biar lebih hemat. Harganya pun lebih terjangkau karena hanya Rp17.000/tabung. Bagi saya, elpiji sangat penting karena untuk mencari rezeki,” tuturnya.

Seorang pemilik warung makan lainnya, Eny, 48, juga menyatakan hal serupa. Ia juga akan beralih menggunakan elpiji tabung 3 kg karena harga elpiji tabung 12 kg melonjak. Padahal, baru sepekan lalu ia membeli elpiji tabung 12 kg dengan harga Rp95.000/tabung.

“Kalau harganya naik seperti ini ya terpaksa beralih ke elpiji 3 kg biar hemat karena harganya hanya Rp16.000/tabung. Kalau pun mau menaikkan harga makanan yang dijual juga sulit, karena pembeli juga pasti protes,” katanya, Jumat.

Sementara itu, Kepala Bidang Elpiji 3 kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Budi Prasetyo, mengatakan naiknya harga elpiji tabung 12 kg secara otomatis akan meningkatkan jumlah pembeli elpiji tabung 3 kg. Namun, pihaknya sulit untuk membatasi pembelian elpiji bersubsidi karena sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Naiknya harga merupakan kebijakan pemerintah pusat. Tugas kami hanya bisa mengawasi distribusi elpiji di lapangan, apakah ada kekurangan atau tidak. Yang pasti, usaha mikro seperti warung makan dengan skala kecil masih diperbolehkan membeli elpiji bersubsidi. Sedangkan hotel dan restoran memang dilarang untuk membeli elpiji bersubsidi,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Jumat.
Ayu Abriyani KP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya