SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, KLATEN — Meski harga gas non subsidi telah naik lebih dari 50%, masyarakat kesulitan menemukan elpiji 12 Kg di Klaten. Warga pun mempertanyakan keseriusan PT Pertamina dalam mengurus elpiji.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kelangkaan elpiji 12 kg itu sudah dirasakan warga di sejumlah wilayah Klaten sejak setengah bulan lalu. Sejak saat itu pula harga elpiji non subsidi cenderung tidak stabil, bahkan menembus Rp95.000/tabung.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Salah satu warga Mayungan, Ngawen, Marjuki, 32, mengatakan dirinya telah berkeliling lebih dari lima pangkalan dan pengecer elpiji 12 kg pada Kamis (2/1/2013). Namun, dia belum menemukan elpiji yang ready. Padahal, dia butuh lebih dari empat tabung elpiji 12 kg untuk salah satu warung makan soto di Klaten.

“Saya sudah mencari hingga lima pedagang, tapi belum dapat. Saya jadi bingung mau bagaimana, mau pakai kayu bakar pasti tetangga marah karena di sekitar perumahan,” keluhnya kepada wartawan saat ditemui di salah satu pangkalan elpiji di Klaten, Kamis.

Jika menggunakan minyak tanah, menurutnya, usahanya rugi. Sebab, harga minyak tanah saat ini justru lebih mahal karena tidak lagi disubsidi.
Marjuki juga sudah tahu elpiji 12 kg harganya melonjak hingga Rp140.000/ tabung awal Januari ini. Dia mempertanyakan sikap pemerintah yang menaikkan harga gas, namun elpiji justru langka.

Keluhan kelangkaan juga dirasakan pemilik pangkalan elpiji 12 kg di Belang Wetan, Klaten Utara, Sudirin. Dia mengaku pangkalannya kehabisan stok elpiji sejak sepekan yang lalu. “Sepekan lalu sudah habis, saya juga sudah minta ke agen. Tetapi belum juga dikirim, informasinya karena stok elpiji habis,” paparnya kepada wartawan di lokasi, Kamis.

Hingga Kamis kemarin, dirinya juga sudah mendapatkan informasi dari agen bahwa harga elpiji 12 kg naik menjadi Rp134.000. “Harganya sangat tinggi sekali mencapai Rp134.000. Saya belum tahu mau jual berapa, sebab saat ini elpiji juga kosong,” imbuhnya.

Sebelum PT Pertamina menaikkan harga, harga elpiji 12 kg sudah naik terlebih dahulu. Harga elpiji cenderung tidak stabil dari Rp84.000, Rp90.000, Rp95.000, dan terakhir mencapai Rp140.000.

Jika elpiji 12 kg sulit ditemukan di kawasan Klaten kota, di Delanggu stok gas masih banyak. Salah satunya di pangkalan yang ada di Sentra Oli dan Motor. Bahkan, pemilik pangkalan sudah memasang papan nama harga elpiji 12 kg adalah Rp135.000.

Salah satu karyawan, Rianti, 44, mengatakan stok elpiji di pangkalan yang dia kelola lancar karena berdekatan dengan agen. “Berbeda dengan elpiji 3 kg, pengguna elpiji 12 kg tidak setiap hari mencari gas,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya