SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SRAGEN — Kelangkaan elpiji membuat warga harus membeli elpiji di luar batas provinsi. Sejumlah warga di sekitar Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo Sragen, membeli elpiji bersubsidi ke Desa Ketanggung, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi.

Mereka nekat membeli elpiji di area Provinsi Jawa Timur tersebut karena stok di sekitar daerahnya habis. Salah satu pedagang di Dukuh Gamping, Desa Jambeyan, Paryono, Sabtu (4/1/2014), mengatakan elpiji 3 kg mulai susah dicari sejak Tahun Baru 2014.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Stok di beberapa toko besar di Pasar Gondang tak sebanyak biasanya sehingga ia harus mengurangi jumlah barang yang dibeli. Bahkan, sejak beberapa hari terakhir pasokan di sejumlah toko langganannya habis. Padahal permintaan stabil tinggi.

Tingginya permintaan itulah yang kadang membuatnya terpaksa membeli elpiji hingga ke lintas provinsi, yaitu di Desa Ketanggung, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Hal seperti itu biasanya dia lakukan jika stok di sejumlah agen distributor besar benar-benar habis. “Kulakan elpijinya enggak pasti, tergantung kebutuhan. Kadang kalau habis, ambil di Ketanggung. Harganya juga sama,” tandasnya.

Senada, salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan jika stok benar-benar habis, ia membeli elpiji 3 kg di perbatasan Ngawi. “Harganya juga sama, enggak lebih mahal. Hla daripada kehabisan elpiji, saya lari ke Ketanggung,” tandasnya.

Minimnya stok elpiji di daerah perbatasan juga diamini Saminem, perempuan yang biasanya menerima pasokan dari sejumlah pedagang keliling itu mengaku sejak beberapa hari lalu jumlah barang dagangannya dikurangi. Saat kondisi normal, ia biasa disetori sekitar 20 tabung elpiji bersubsidi. Namun, beberapa hari lalu hanya disetori sekitar 10 hingga 15 tabung. Itupun harus menunggu lama sebelum akhirnya elpiji pesanannya datang.

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Sragen, Heru Martono, Jumat (3/1/2014), di Sambirejo, mengatakan kenaikan harga elpiji tabung 12 kg memang bakal memicu peralihan penggunaan. Hal itu yang perlu diwaspadai dengan pengawasan ketat karena berpotensi memicu kecurangan penjualan.

Migrasi elpiji 3 kg antardaerah dalam jumlah besar kini diwaspadai. Jika kuota pertukaran elpiji antardaerah hanya sebatas untuk kepentingan pribadi, menurut Heru masih dalam batas kewajaran. Tetapi, jika peralihan penggunaan elpiji tersebut dalam jumlah banyak, Dinas Perdagangan tak segan untuk memberikan sanksi berat seperti pencabutan izin usaha.

“Kalau perpindahannya dalam kuota yang banyak dan pakai truk, itu di bawah pengawasan kami. Jangan bermain-main di situ. Kalau banyak yang bermain-main, kami dari Dinas Perdagangan juga akan menjadi orang yang keras,” tegas Heru.
Ika Yuniati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya