Soloraya
Sabtu, 7 Desember 2013 - 22:45 WIB

KELANGKAAN ELPIJI SOLORAYA : Warga Karanganyar Anggap Gas 3 Kg Barang Berharga

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tabung gas elpiji 3 kilogram (kg). (Dok/JIBI)

Solopos.com, KARANGANYAR – Sejumlah warga Karanganyar kian kesulitan mendapatkan elpiji menyusul terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kg dalam beberapa pekan terakhir. Selain langka, harga gas elpiji 3 kg di Bumi Intanpari sudah menembus harga Rp18.000 per tabung. Padahal, harga normal per tabung di daerah ini senilai Rp13.500.

Sardi, warga Ngijo Kulon RT 001/RW 009, Ngijo, Tasikmadu, mengatakan kelangkaan gas elpiji 3 kg sangat merugikan masyarakat menengah ke bawah. Pasalnya, keberadaan gas elpiji 3 kg dinilai barang berharga bagi warga biasa.

Advertisement

“Hari ini [kemarin], saya harus mencari tabung gas elpiji dari satu toko ke toko lainnya. Tapi, tak kunjung saya dapatkan. Saya sangat membutuhkan tabung gas itu untuk keperluan rumah tangga,” katanya kepada Solopos.com, Sabtu (7/12/2013).

Sardi menerangkan gas yang tersedia di sejumlah toko di daerahnya, yakni gas yang nonsubsidi. Padahal, sebagian besar masyarakat di Ngijo, Tasikmadu lebih memilih tabung gas bersubsidi.

“Kenapa justru yang langka di sini tabung gas yang bersubsidi? Sedangkan, tabung gas yang nonsubsidi justru tersedia,” katanya.
Warga Ngijo lainnya, Santo, 30, mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar segera turun tangan mengatasi kelangkaan tabung gas yang terjadi di Bumi Intanpari ini. Paling tidak, pemerintah harus melakukan Operasi Pasar (OP) dalam waktu dekat agar harga tabung gas elpiji 3 kg kembali normal.

Advertisement

“Kalau langka dan ada barangnya, terkadang warga masih ada yang bersedia membeli di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Tapi, yang terjadi saat ini adalah barang sudah langka dan harganya tinggi. Ini sangat memberatkan warga. Selain menggelar OP, harus juga dilakukan pengecekan kondisi yang sebenarnya di sejumlah agen dan pengecer. Apakah tabung gas di sana benar-benar kosong atau hanya akal-akalan. Misalnya ada indikasi pidana, aparat kepolisian juga harus turun ke lapangan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif