SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani mengairi lahan pertanian dengan mesin penyedot air yang dimodifikasi menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SRAGEN – Kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) salah satunya dipicu tingginya permintaan pada sektor pertanian. Para petani di Bumi Sukowati menggunakan elpiji untuk menyalakan pompa irigasi.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Sragen, Nonok Sudjiyono, tak menampik pasokan elpiji 3 kg beberapa waktu terakhir banyak tersedot untuk pengairan sawah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saat kemarin BBM [Bahan Bakar Minyak] langka, petani mulai beralih ke elpiji untuk menghidupkan pompa. Nah, dari situ pasokan elpiji banyak tersedot ke pertanian,” urai dia saat dihubungi , Jumat (5/9/2014).

Lantaran hal tersebut, pihaknya mengaku sudah mengajukan pengusulan tambahan pasokan elpiji 3 kg. “Wewenang untuk melakukan penambahan itu berada di pusat. Kami, bisanya hanya mengusulkan. Untuk jumlah penambahan banyak,” jelas dia.

Sementara itu, Tarno, salah satu petani asal Dukuh Ngamban, Gawan, Tanon, mengakui saat ini banyak petani di wilayahnya yang menggunakan gas untuk menghidupkan pompa irigasi mereka. Terlebih, beberapa waktu lalu terjadi kelangkaan BBM.

Selain itu, Tarno menjelaskan penggunaan elpiji bersubsidi untuk menyalakan pompa irigasi lebih hemat ketimbang menggunakan BBM jenis premium.

“Kalau pakai bensin, sehari semalam bisa habis 8 liter sampai 16 liter. Kalau pakai gas itu sehari semalam butuh tiga tabung. Lebih irit pakai gas,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya