Soloraya
Selasa, 22 Juni 2021 - 15:42 WIB

Kelelahan Mendaki, Gadis 17 Tahun Asal Solo Digendong Turun Gunung Lawu

Sri Sumi Handayani  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan mengevakuasi pendaki perempuan asal Kota Solo, B, 17, yang mengalami kelelahan saat mendaki Gunung Lawu pada Selasa (22/6/2021). (Istimewa/Dokumentasi Tim SAR Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Warga Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, B, 17, terpaksa dievakuasi dari Gunung Lawu karena kelelahan saat mendaki bersama rombongannya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, gadis itu mendaki bersama delapan orang temannya pada Minggu (20/6/2021). Mereka berencana turun pada Senin (21/6/2021). Tetapi, kondisi tidak memungkinkan.

Advertisement

Anggota Anak Gunung Lawu (AGL), Budi “Babi” Santoso, menuturkan menerima laporan dari teman survivor pada Senin malam. Satu teman survivor turun ke basecamp Cemara Kandang.

“Saya naik jam 22.00 WIB karena hanya dua orang yang standby di basecamp. Kejadiannya di pos bayangan. Saat itu kondisi survivor menggigil kedinginan dan pusing. Dugaan saya itu gejala hipotermia dan hipoksi,” tutur Budi saat dihubungi Solopos.com, Selasa (22/6/2021).

Advertisement

“Saya naik jam 22.00 WIB karena hanya dua orang yang standby di basecamp. Kejadiannya di pos bayangan. Saat itu kondisi survivor menggigil kedinginan dan pusing. Dugaan saya itu gejala hipotermia dan hipoksi,” tutur Budi saat dihubungi Solopos.com, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: 10 Anak Usia SD Diduga Jadi Pelaku Perusakan Makam di Solo, Apa Motifnya?

Budi berangkat dari basecamp berbekal nasi bungkus. Dia meminta survivor makan dan membuatkan api unggun untuk menghangatkan badan.

Advertisement

Personel bantuan bertambah saat survivor sampai pos satu pendakian Gunung Lawu. Setelah itu, lanjut dia, evakuasi dilakukan dengan menandu survivor. Mereka sampai basecamp pada Selasa pukul 09.10 WIB.

“Saya sebut mereka pemula meskipun ada yang mengaku beberapa kali naik gunung. Ke Sindoro katanya. Saya mengingatkan bahwa mendaki itu butuh persiapan fisik, mental, peralatan, dan lain-lain. Selain itu harus menjaga kekompakan,” jelas dia.

Baca juga: Lezatnya Bakmi Toprak Plus Bakso di Gang Belakang Pasar Mebel Solo

Advertisement

Dia menceritakan momen saat menggendong gadis dengan berat sekitar 46 kilogram itu. “Enggak [ada kendala]. Hanya jalur licin jadi harus lebih fokus, hati-hati. Nggendong uwong ora enteng. Jalan turun, sikil ndredek karena tekanan turun harus menahan ditambah jalur licin,” ceritanya.

Dihubungi secara terpisah, Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, menyampaikan tim SAR Karanganyar berangkat ke Cemara Kandang pada Selasa pukul 07.30 WIB. Arif menyampaikan tim SAR Karanganyar mendapatkan informasi dari AGL perihal kasus tersebut pada Senin malam.

“Bahwa ada pendaki kelelahan. Tadi pagi kami membantu teman-teman AGL mengevakuasi. Korban sempat sadar, tetapi tidak bisa ngobrol dengan baik. Dia lemas, tidak bisa jalan. Sempat kehilangan kesadaran juga. Kami membantu teman-teman menandu survivor menggunakan kayu yang ada di lokasi,” ungkap Sukro, sapaan akrabnya, saat berbincang dengan Solopos.com melalui sambungan telepon, Selasa.

Advertisement

Baca juga; 5 Bangunan di Tepi Saluran Kedung Kancil Sragen Punya Sertifikat Hak Milik, Kok Bisa?

Sejumlah sukarelawan yang terlibat adalah AGL, tim SAR Karanganyar, Bareta Solo, dan MDMC. Sukro menyampaikan ayah survivor sudah berada di basecamp Cemara Kandang saat tim SAR gabungan naik Selasa pagi. Sukro mengaku bersyukur karena tidak turun hujan selama proses evakuasi pendaki yang kelelahan di Gunung Lawu itu.

“Survivor dibawa ke Puskesmas Tawangmangu menggunakan ambulans. Kondisi terakhir tadi lemas, belum bisa diajak bicara. Kalau dugaan kami kondisi fisik drop karena jalur terjal, saat pendakian turun hujan, dan barang bawaan banyak. Pihak keluarga [ayah survivor] mendampingi survivor ke Puskesmas Tawangmangu.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif