SOLOPOS.COM - Politikus senior Bambang Widjo Purwanto alias Bambang Pur di kediamannya di Gondang, Sragen, Kamis (4/5/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sosok Bambang Widjo Purwanto alias Bambang Pur belakangan jadi perbincangan di kalangan politikus Sragen. Ini setelah pria asal Dukuh Grasak, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Sargen tersebut memutuskan keluar dari Partai Golkar, Kamis (4/5/2023), setelah 17 tahun bersama.

Bambang Pur dikabarkan bakal pindah ke partai lain. Namun sejauh ini belum diketahui apa parpol yang jadi pelabuhan baru politikus senior tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Saat ditemui wartawan di kediamannya pada Kamis siang, Bambang Pur bercerita tentang jalan politiknya. Karier politiknya dimulai saat bergabung dengan Partai Golkar pada 2006. Saat itu Bambang Pur menjadi Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar Gondang. Saat masih menjadi PNS, Bambang Pur sudah aktif di Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) pada 1980-1985. Kemudian terbit Peraturan Pemerintah (PP) soal larangan PNS aktif berpolitik.

Bambang Pur mulai masuk sebagai anggota DPRD Sragen setelah ikut Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2009. Saat menjadi legislator, ia masuk dalam struktural DPD II Partai Golkar Sragen. Dalam Pileg 2014, Bambang Pur terpilih lagi dan menduduki kursi Wakil Ketua DPRD Sragen sekaligus Ketua Harian DPD II Partai Golkar Sragen.

Kemudian pada Pileg 2019, Bambang Pur terpilih kembali tetapi menjadi hanya menjadi anggota Fraksi Partai Golkar Sragen sampai sekarang. Di DPD II Partai Golkar Sragen, Bambang Pur menjadi anggota Dewan Pertimbangan Partai yang diketuai Agus Fathur Rahman.

Bambang Pur mengaku serius saat memutuskan mundur Partai Golkar yang berimplikasi pada hilangnya keanggotaan dia di DPRD Sragen. Jabatannya sebagai anggota DPRD Sragen sejatinya masih menyisakan 14 bulan. Namun ia bersedia melepasnya demi pindah ke parpol lain.

“Saya akan pindah ke partai lain. Kalau dulu saya belum mundur karena keluarga belum mengizinkan untuk aktif di politik dengan alasan usia saya yang sudah 65 tahun dan faktor kesehatan. Saat masa-masa pendaftaran di KPU [Komisi Prmilihan Umum], saya mengumpulkan keluarga untuk meminta izin dengan pertimbangan banyak desakan dari masyarakat agar saya tetap di politik apa pun partainya. Akhirnya, keluarga mengizinkan sehingga saya putuskan mundur dari Golkar,” jelas Bambang Pur.

Tidak ke PDIP

Dengan tidak menjadi kader partai mana pun dan belum memutuskan masuk ke partai mana pun, Bambang Pur mengaku merasa bebas. Banyak politikus Sragen yang datang menemuinya. Kapan akan mengambil keputusan memilih partai baru, Bambang Pur menjawab secepatnya atau paling lambat H-3 sebelum habis masa pendaftaran bakal calon anggota legislatif (caleg).

“Sekarang baru ada satu dua pimpinan parpol yang berkomunikasi dengan saya. Saya harus mengingat, menimbang, dan seterusnya. Waktu saya 10 hari. Setelah masuk parpol maka langsung melengkapi berkas bakal caleg, termasuk memasukan ke aplikasi silon,” katanya.

Langkah politik Bambang Pur sudah dikomunikasikan dengan para ketua RT dan ketua RW Desa Gondang karena Bambang Pur menjadi sesepuhnya. Dia mengatakan puncak desakan warga agar dirinya tetap di jalan politik itu terjadi saat Lebaran.

“Saya pindah ke partai lain itu butuh kenyamanan. Saya yakin banyak orang yang menebak saya masuk merah. Insyaallah tidak ke PDIP [Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan],” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya