SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Keluarga berencana Sragen terus disosialisasikan kepada warga setempat.

Solopos.com, SRAGEN – Sekitar 22,51% atau 35.338 dari total 157.042 pasangan usia subur (PUS) di Sragen belum ber-KB terhitung hingga akhir Desember 2014.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal tersebut disampaikan Kasubid Pendataan dan Informasi Keluarga Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (KBPMD) Sragen, Nanik Sukapti, saat dijumpai di ruang kerjanya, Kamis (29/1/2015).

Nanik menjelaskan PUS merupakan kelompok atau pasangan suami-istri dengan rentang usia 15 tahun sampai 49 tahun.

Menurut Nanik, ada empat alasan PUS tidak ber-KB, yakni sedang hamil (H), ingin anak segera (IAS), ingin anak ditunda (IAT), dan tidak ingin anak lagi (TIAL).

“Sejumlah 5.610 PUS tidak ikut ber-KB karena hamil, 14.215 PUS ingin anak segera, 7.341 PUS ingin anak ditunda, dan 8.171 PUS tidak ingin anak lagi. Kami akan terus mengadakan sosialiasai agar lebih banyaj lagi PUS yang ber-KB,” kata Nanik.

Nanik menyampaikan PUS yang tidak ingin anak lagi menjadi kelompok yang paling perlu untuk dirangkul.

“8.171 PUS [yang tidak ingin anak lagi] harus kami beri penjelasan lebih banyak. Mereka [perempuan] yang berusia antara 45 tahun [th] sampai 49 th enggan ber-KB, padahal masih berpotensi untuk hamil,” ujar dia.

Dijumpai terpisah, Kabid KB dan Keluarga Sejahtera (KS) Badan KBPMD Sragen, Pratondo, menyampaikan selain meningkatkan frekuensi sosialisasi, pihaknya juga akan terus memberikan pelayanan ke daerah-daearah di Bumi Sukowati dan menggandeng para tokoh kesehatan, seperti bidan di desa.

Menurut dia, sasaran akseptor KB itu tidak hanya kaum perempuan, tapi juga laki-laki.

“Kami terus menyosialisasikan kepada masyarakat, terutama PUS untuk menggunakan KB dengan MJKP [Metode Kontrasepsi Jangka Panjang]. Saat ini pengguna MKJP, terutama laki-laki masih tergolong sedikit padahal jika digunakan sangat efektif untuk mengontrol pertumbuhan penduduk,” kata Pratondo.

Pratondo menyampaikan Metoda Operasi Pria (MOP) atau vasektomi sebenarnya tidak berdampak negatif terhadap laki-laki yang melakukan kontrasepsi dengan cara tersebut.

Menurut dia, aktivitas seksual pada setiap pasangan suami istri akan tetap terjaga meski telah melakukan kontrasepsi dengan MOP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya